Window dressing dalam akuntansi adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempercantik laporan keuangan dengan cara memanipulasi laporan keuangan untuk terlihat lebih baik sebelum dipublikasikan. Perusahaan akan memanipulasi laporan keuangan untuk menunjukan hasil bisnis yang lebih menguntungkan.

Windows dressing merupakan suatu kejahatan di dalam pasar modal berupa anatomi modus dokumen fiktif, yang tertera di dalam dokumen yang berupa laporan dan pembukuan semuanya tidak ada atau tidak benar karena telah dimodifikasi seolah-olah benar dan ada, sehingga windows dressing dapat dikategorikan sebagai salah satu tindak penipuan akuntansi (fraud accounting).

Tujuan Window Dressing dalam Akuntansi

  • Pemegang Saham dan Pemegang saham potensial akan tertarik untuk berinvestasi di perusahaan jika tampilan keuangannya bagus.
  • Berguna untuk mencari dana dari investor atau untuk mendapatkan pinjaman apa pun.
  • Harga saham perseroan akan melonjak jika kinerja keuangannya bagus.
  • Penghindaran pajak dapat dilakukan dengan menunjukkan hasil keuangan yang buruk.
  • Untuk menutupi keputusan manajemen yang buruk yang diambil.
  • Ini meningkatkan posisi likuiditas bisnis;
  • Untuk menunjukkan keuntungan dan hasil yang stabil bagi perusahaan.
  • Hal itu dilakukan untuk meyakinkan stabilitas keuangan perusahaan kepada pemberi pinjaman.
  • Itu dilakukan untuk mencapai hasil keuangan yang ditargetkan.
  • Itu dilakukan untuk menunjukkan laba atas investasi yang baik.
  • Untuk meningkatkan bonus kinerja kepada tim manajemen berdasarkan keuntungan yang terlalu tinggi.
  • Untuk menutupi keadaan bisnis yang sebenarnya jika bisnis hampir bangkrut.

 

Bagaimana Mengidentifikasi Window Dressing dalam Akuntansi?

Window dressing dalam akuntansi dapat dilihat dengan analisis dan perbandingan laporan keuangan yang tepat. Parameter keuangan dan komponen lainnya harus ditinjau dengan tepat untuk memahami keadaan bisnis.

Berikut ini dapat dilihat ke keuangan perusahaan untuk mengidentifikasi window dressing.

  • Perbaikan saldo kas karena pinjaman jangka pendek atau arus kas dari aktivitas non-operasi. Peninjauan yang tepat harus dilakukan pada laporan arus kas untuk memeriksa aktivitas mana yang menghasilkan arus kas masuk.
  • Kenaikan atau penurunan yang tidak biasa dalam saldo akun mana pun dan efeknya dalam keuangan
  • Perubahan kebijakan akuntansi sepanjang tahun seperti perubahan penilaian persediaan, perubahan metode penyusutan, dll.
  • Peningkatan penjualan karena diskon besar-besaran dan peningkatan hutang usaha;

Contoh dari Window Dressing

Kasus Window Dressing yang cukup terkenal dilakukan oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Diketahui bahwa Joko Mogoginta, mantan Presiden Direktur AISA dan Budhi Istanto Suwito, mantan Direktur AISA telah melakukan manipulasi laporan keuangan tahun 2017 dengan cara menggelembungkan (overstatement) piutang enam distributor yang sebenarnya hanya Rp. 200 miliar diubah menjadi Rp. 1.6 triliun. Dari manipulasi yang dilakukan, laporan keuangan terlihat menjadi lebih bagus sehingga banyak investor membeli saham AISA karena saat itu value book mencapai 1.300 – 1.500 per saham, padahal pada kenyataannya perusahaan memiliki ekuitas yang negatif.

Bagaimana Investor menyikapinya?

Keadaan yang tercermin setelah melakukan window dressing adalah harga saham yang menguat dan Indeks Harga Saham Gabungan cenderung uptrend posisinya. Sebenarnya tidak semua harga saham yang menguat identik dengan praktik window dressing, ada beberapa saham yang memang bagus sehingga harga sahamnya tinggi. Sehingga sebaiknya investor tidak langsung membeli saham secara asal-asalan tanpa adanya strategi saham yang tepat seperti dengan pengukuran trend, support, dan resistance pada chart.

Refrence: