Bank Indonesia mengantisipasi kebutuhan uang tunai dan kegiatan transaksi sistem pembayaran menjelang Natal dan akhir tahun 2018 dengan mempersiapkan layanan kas, baik melalui jaringan kantor Bank Indonesia maupun jaringan perbankan, dan infrastruktur sistem pembayaran nontunai yang lancar dan terjaga. Bank Indonesia juga terus berkoordinasi dengan industri terkait, untuk memastikan kegiatan transaksi nontunai berjalan dengan lancar.

Menjelang Hari Raya Natal dan akhir tahun 2018, Bank Indonesia memperkirakan adanya peningkatan kebutuhan uang kartal (uang kertas dan logam), sesuai pola musiman. Khusus periode Natal dan akhir tahun 2018 diperkirakan kebutuhan akan uang tunai (outflow) secara nasional mengalami peningkatan ±10,3% atau sebesar Rp101,1 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp91,7 triliun. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bank Indonesia menempuh 4 (empat) strategi dalam melayani kebutuhan uang tunai. Pertama, menjaga ketersediaan kas secara nasional. Kedua, melakukan distribusi uang kepada seluruh satuan kerja (satker) kas dan melakukan kegiatan layanan kas di seluruh wilayah satker kas. Ketiga, mengoptimalkan pengolahan uang di seluruh satker kas dalam rangka meningkatkan persediaan uang. Keempat, mengoptimalkan peran kas titipan untuk melakukan distribusi uang dan peran kas keliling untuk melakukan penukaran.

Untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat, BI juga terus mengoptimalkan sistem pembayaran nontunai, yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gorss Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Bank Indonesia telah melaksanakan pengujian terhadap seluruh infrastruktur guna memastikan terselenggaranya layanan sistem pembayaran secara aman, lancar dan efisien khususnya apabila terjadi peningkatan volume transaksi pada akhir tahun. BI juga terus berkoordinasi dengan peserta sistem pembayaran, guna memastikan optimalnya kegiatan sistem pembayaran. Bank Indonesia juga terus mengingatkan masyarakat untuk mendukung Gerakan Nasional Nontunai (GNNT), misalnya bagi masyarakat yang melakukan perjalanan melalui ruas tol, semua gardunya telah menerima pembayaran nontunai melalui uang elektronik. Dengan penggunaan uang elektronik di gardu tol, perjalanan masyarakat diharapkan menjadi lebih lancar.

Untuk kenyamanan bertansaksi, masyarakat juga diharapkan berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan meneliti ciri-ciri keaslian uang dengan metode 3D (Dilihat – Diraba – Diterawang). Sementara, untuk memudahkan mengenali keaslian uang rupiah, masyarakat dihimbau agar senantiasa menjaga dan merawat rupiah dengan baik melalui metode 5 Jangan: Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi.

Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan perbankan dan pihak-pihak terkait guna memastikan optimalnya layanan uang tunai dan kegiatan sistem pembayaran. Dengan langkah-langkah antisipatif yang dilakukan, Bank Indonesia berharap kegiatan ekonomi masyarakat pada Hari Raya Natal dan akhir tahun 2018 dapat berjalan dengan lancar, aman dan nyaman.

sumber : https://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Pages/BI-Antisipasi-Kebutuhan-Uang-Tunai-dan-Kegiatan-Sistem-Pembayaran-Jelang-Natal-dan-Akhir-Tahun-2018.aspx