Rasio Likuiditas untuk Mengukur Jumlah
Rasio likuiditas mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.
Rasio lancer mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio yang rendah menunjukkan kurangnya modal untuk membayar hutang dan meraih keuntungan dengan memberikan diskon.
Rasio yang tinggi tidak selalu berarti bahwa perusahaan sedang dalam keadaan yang baik. Hal tersebut dapat berarti bahwa kas tidak digunakan sebaik mungkin. Selain itu, juga tidak menunjukkan bentuk dari penerimaan atau sediaan yang mungkin menyebabkan terjadinya rasio yang tinggi tersebut.
Versi terbaru dari rasio lancar mengabaikan atau menghilangkan sediaan, dan terkadang piutang dagang, dan aktiva lancar, namun hal tersebut tidak menyebabkan angka berubah (angka yang diperoleh adalah tetap).
Cobalah keduanya sebelum Anda memutuskan versi mana yang akan ddigunakan, dan perhatikanlah piutang dagang serta status sediaan dengan cermat.
Rasio perputaran kas mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar.
Rasio perputaran kas yang rendah berarti bahwa dana Anda terikat atau tertanam pada akativa yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga Anda harus bekerja dengan kas yang lebih sedikit.
Sedangkan rasio yang tinggi dapat berarti ketidakmampuan dalam membayar tagihan.
Rasio hutang terhadap kekayaan bersih mengukur total cakupan hutang. Rasio ini menunjukkan hubungan antara modal yang diperoleh dari kreditor dan modal milik pemegang saham.
Rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan dapat meminjam uang dengan lebih mudah. Bisa juga berarti bahwa perusahaan terlalu monoton.
Sedangkan rasio yang tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar risiko dalam usaha disebabkan oleh para kreditor. Dengan demikian, memperoleh uang dari seumber di luar perusahaan, seperti bank, akan menjadi lebih sulit.
Disarikan dari buku: Dasar-Dasar Analisis Keuangan, penulis: James O. Gill, Hal: 11-12.
Sumber: http://keuanganlsm.com/
Comments :