Di balik optimisme terhadap AI, ada tantangan besar yang terus menghantui. Survei KPMG menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap privasi data melonjak ke angka 69% (naik signifikan dari 43% pada akhir 2024). Selain itu, kekhawatiran regulasi juga meningkat menjadi 55%, sementara isu kualitas data naik ke 56%. Fakta ini mengindikasikan bahwa semakin luas penggunaan AI, semakin kompleks pula tantangan yang dihadapi organisasi.

Risiko lain yang mencuat adalah potensi penyalahgunaan AI oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Pemimpin bisnis menilai, ancaman terbesar hingga 2030 adalah penggunaan AI oleh aktor jahat dalam bentuk serangan siber dan penyebaran misinformasi (38%), disusul dengan keraguan terhadap akurasi dan fairness output AI (37%). Tidak heran jika 55% pemimpin mengaku masih membutuhkan pengawasan manusia (human-in-the-loop) sebelum mengizinkan AI agents bekerja secara otonom.

Faktor eksternal juga memberi tekanan baru. Misalnya, tarif dan biaya tambahan di sektor energi dan data diprediksi akan meningkatkan ongkos penggunaan AI (66%). Namun di sisi lain, kondisi ini justru mendorong perusahaan untuk lebih fokus pada efisiensi (73%) sekaligus meningkatkan investasi dalam teknologi AI (57%). Dengan kata lain, meski beban biaya meningkat, urgensi adopsi AI justru semakin tinggi karena dianggap sebagai kunci daya saing di era penuh tantangan ini.

 

Referensi:

  • KPMG. (2025, June 26). AI Quarterly Pulse Survey: Q2 2025.