Auditor gagal dalam peran mereka sebagai penjamin pihak ketiga atas kualitas karbon offset, menurut penelitian akademik baru.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada hari Kamis di Science, sebuah jurnal internasional bereputasi dengan proses penelaahan ahli, Cary Coglianese, seorang profesor hukum dan ilmu politik di University of Pennsylvania, dan Cynthia Giles, mantan penasihat senior di Environmental Protection Agency, menyimpulkan bahwa auditor yang dipilih dan dibayar oleh perusahaan yang mereka periksa tidak dapat memastikan kredibilitas proyek yang mereka nilai.

Hal ini sebagian besar disebabkan oleh “insentif ekonomi dan kecenderungan tanpa disadari untuk menghasilkan temuan yang menguntungkan klien mereka,” tulis para penulis. “Sulit untuk melihat bagaimana auditor dapat mempertahankan mata pencaharian mereka jika mereka menolak” jumlah kredit karbon bermasalah yang telah teridentifikasi di pasar, tulis mereka.

Perusahaan membeli kredit karbon yang dihasilkan oleh proyek di berbagai belahan dunia untuk mengimbangi emisi mereka sendiri. Pasar ini mencapai puncaknya sekitar 2 miliar dolar pada tahun 2022. Sejak itu, pasar menurun setelah muncul serangkaian tuduhan greenwashing. Saat ini, berbagai upaya yang dipimpin industri sedang dilakukan untuk meningkatkan kualitas kredit dan mendorong permintaan. Banyak dari upaya ini menekankan peran auditor pihak ketiga dalam membantu membersihkan pasar.

Namun, para penulis menemukan bahwa masalah dengan auditor bersifat luas dan tidak terbatas pada perusahaan tertentu yang disebut sebagai “oknum nakal.” Mereka meneliti 95 proyek yang awalnya telah disertifikasi oleh sebuah lembaga registri terkemuka, tetapi kemudian ditolak atau ditangguhkan oleh lembaga yang sama, atau ditemukan dalam penelitian yang ditinjau ahli (peer-reviewed research) telah secara signifikan melebih-lebihkan jumlah kredit. Sedikitnya 30 auditor telah diakreditasi untuk menilai proyek, dan 21 di antaranya terlibat dalam mengevaluasi setidaknya satu dari 95 proyek tersebut.

Cuplikan tersebut menggambarkan bahwa “kegagalan auditor untuk menghentikan proyek-proyek dengan masalah integritas merupakan masalah sistemik, bukan hanya kekhawatiran yang terisolasi pada beberapa firma audit saja,” tulis para penulis.

Auditor telah lama dikritik karena gagal mencegah atau menandai hal-hal yang kemudian menjadi skandal keuangan. Pasar karbon khususnya sangat rentan karena klaim-klaim inti yang dibuat oleh pengembang proyek yang diminta untuk dinilai oleh auditor, tulis para penulis.

“Tidak ada pengukuran kuantitatif yang dapat membuktikan bahwa sebuah proyek bersifat tambahan (additional) atau permanen,” tulis mereka. “Sebagai gantinya, auditor harus menilai kredibilitas penilaian, asumsi, dan klaim yang diajukan.”

Beberapa pihak meragukan kesimpulan laporan akademis tersebut. Menurut Tommy Ricketts, CEO BeZero Carbon yang memberi peringkat pada proyek kredit karbon, para penulis mengabaikan fakta bahwa sebagian besar pasar kini tidak lagi hanya bergantung pada penilaian biner dari auditor, karena sudah ada peringkat kredit karbon yang menilai proyek berdasarkan skala risiko bertingkat.

“Risiko berada pada tingkat proyek, dan sistem peringkat berarti pasar karbon kini dapat memperhitungkan hal ini,” ujarnya.

Meski begitu, kekhawatiran terkait auditor muncul bersamaan dengan tanda-tanda kebangkitan pasar kredit karbon. Tahun lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyepakati seperangkat aturan yang membuka jalan bagi pasar baru untuk kredit karbon. Selain itu, tekanan terhadap badan standar industri semakin meningkat agar memperbolehkan penggunaan kredit karbon untuk mengimbangi emisi rantai pasokan perusahaan, yang sering kali merupakan sumber polusi terbesar mereka.

Bill Winters, CEO Standard Chartered Plc, baru-baru ini menyebut adanya “peluang besar yang belum dimanfaatkan” terkait potensi kebutuhan perusahaan akan kredit karbon.

Bagi Coglianese dan Giles, sedikit yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah terkait firma audit dan kredit karbon. Mereka menulis bahwa peningkatan permintaan justru akan memperburuk masalah.

Referensi:

  • Accounting Today. 2025. Auditors fail in role of safeguarding carbon offsets: study. https://www.accountingtoday.com/articles/auditors-fail-in-role-of-safeguarding-carbon-offsets-study