Fraud atau kecurangan merupakan tindakan yang dapat merugikan organisasi secara finansial maupun reputasi. Kecurangan tidak selalu mudah dikenali karena pelaku biasanya berusaha menyembunyikan jejaknya dengan rapi. Namun, terdapat beberapa gejala yang bisa menjadi indikasi awal terjadinya fraud. Berikut adalah 6 gejala yang paling umum terjadi di lingkungan perusahaan.

1. Accounting Anomalies
Keanehan dalam laporan keuangan, atau yang disebut sebagai accounting anomalies, merupakan salah satu tanda awal terjadinya fraud. Gejala ini dapat muncul dalam bentuk entri jurnal yang tidak lazim, saldo akun yang tidak seimbang, transaksi yang dimanipulasi menjelang akhir periode pelaporan, atau perbedaan signifikan antara laporan internal dan eksternal. Misalnya, adanya jurnal penyesuaian yang berulang dan tidak dapat dijelaskan secara logis dapat menunjukkan upaya manipulasi laporan laba rugi atau neraca keuangan.

2. Internal Control Weakness
Fraud cenderung terjadi di perusahaan yang memiliki kelemahan dalam sistem pengendalian internal. Lemahnya pemisahan tugas, kurangnya pengawasan, serta tidak adanya prosedur otorisasi yang memadai membuka peluang besar bagi terjadinya penyalahgunaan wewenang. Contohnya, jika satu orang memiliki kontrol penuh terhadap pembuatan dan persetujuan transaksi keuangan, maka risiko terjadinya kecurangan akan meningkat karena tidak ada mekanisme check and balance.

3. Analytical Anomalies
Analytical anomalies merujuk pada ketidakwajaran yang muncul dari hasil analisis data keuangan dan operasional. Hal ini bisa berupa rasio keuangan yang janggal, pertumbuhan pendapatan yang terlalu tinggi dibandingkan tren industri, atau fluktuasi biaya yang tidak dapat dijelaskan. Ketika suatu perusahaan menunjukkan margin laba yang sangat tinggi padahal berada di industri dengan margin ketat, hal ini patut dicurigai sebagai potensi fraud.

4. Extravagant Lifestyle
Gaya hidup mewah yang tidak sejalan dengan penghasilan resmi seseorang juga bisa menjadi indikasi kuat adanya fraud. Karyawan yang secara tiba-tiba membeli mobil mewah, memiliki properti mahal, atau menjalani kehidupan mewah yang tidak sesuai dengan gaji yang diterima mungkin sedang menyalahgunakan dana perusahaan. Meskipun tidak semua gaya hidup tinggi berkaitan dengan fraud, hal ini tetap perlu menjadi perhatian bagi manajemen dan auditor.

5. Unusual Behavior
Perubahan perilaku yang tidak biasa juga bisa menjadi sinyal bahwa seseorang terlibat dalam fraud. Karyawan yang menjadi sangat tertutup, menolak bekerja sama dalam audit, atau enggan mengambil cuti panjang bisa jadi sedang menyembunyikan sesuatu. Selain itu, perilaku yang mudah marah, cemas berlebihan, atau defensif saat ditanya mengenai tugas-tugas tertentu dapat mengindikasikan adanya tekanan mental akibat tindakan yang tidak etis.

6. Tips and Complaint
Salah satu cara paling efektif untuk mendeteksi fraud adalah melalui laporan dan pengaduan, baik dari karyawan internal maupun pihak luar. Banyak kasus kecurangan terungkap melalui keberanian individu untuk melapor melalui saluran whistleblowing yang tersedia. Oleh karena itu, perusahaan harus menyediakan sistem pelaporan yang aman, rahasia, dan ditindaklanjuti secara profesional agar karyawan merasa nyaman untuk melaporkan kejanggalan yang mereka temui.

Dengan mengenali gejala-gejala fraud sejak dini, perusahaan dapat mengambil langkah preventif dan korektif secara cepat untuk meminimalkan risiko kerugian. Sistem pengendalian yang kuat, budaya transparansi, serta keterbukaan terhadap pengaduan menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang bersih dari kecurangan.

Referensi:

  • W. Steve Albrecht, Chad O. Albrecht, Conan C. Albrecht, Mark F. Zimbelman. (2019). Fraud Examination. Mason, Ohio: South Western – Cengage Learning.