Pengakuan pendapatan merupakan aspek penting dalam pelaporan keuangan, karena langsung memengaruhi kinerja keuangan dan kredibilitas perusahaan. Pendapatan juga merupakan salah satu ukuran dalam keberhasilan perusahaan karena dapat memberikan informasi mengenai kinerja sebelumnya dan potensi masa depan perusahaan. Untuk memastikan bahwa pendapatan diakui dengan tepat, penetapan pedoman yang kuat dan mengikuti proses yang terstruktur sangat penting.

Secara garis besar proses pengakuan pendapatan dapat dibagi menjadi lima langkah untuk memastikan bahwa pendapatan diakui dengan cara yang konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk memudahkan pemahaman, akan digunakan menggunakan contoh kasus menggunakan usaha jasa titip (Jastip) barang dari luar negeri.

1. Identifikasi kontrak dengan pelanggan: Langkah pertama adalah menentukan keberadaan kontrak yang sah dengan pelanggan, yang harus menjelaskan syarat dan harapan dari perjanjian tersebut. Pemberi layanan jastip dan pelanggan telah menyepakati mengenai pengiriman barang, harga, dan tenggat waktu pengiriman.

2. Identifikasi kewajiban kinerja yang terpisah: Selanjutnya, perusahaan harus mengidentifikasi barang atau jasa terpisah yang dijanjikan untuk diserahkan dalam kontrak. Kewajiban yang terpisah ini harus dihitung secara individual.
Dalam kasus ini, terdapat dua kewajiban kinerja terpisah yaitu pemberi layanan jastip barang dari luar negeri sesuai dengan pesanan pelanggan dan Pengiriman barang ke pelanggan setelah barang diterima.

3. Tentukan harga transaksi: Ini melibatkan penentuan berapa banyak yang diharapkan diterima perusahaan dari pelanggan sebagai imbalan atas barang atau jasanya, termasuk jumlah yang bervariasi atau potongan harga yang mungkin berlaku.
Harga transaksi merupakan total jumlah yang dibayar pelanggan untuk barang yang dipesan, ditambah dengan biaya layanan yang dikenakan oleh pemberi layanan Jastip. Misalnya, pelanggan membayar Rp 5.000.000 untuk barang dan biaya titip Rp 500.000.

4. Alokasikan harga transaksi: Langkah berikutnya adalah mengalokasikan harga transaksi yang telah ditentukan ke berbagai kewajiban kinerja yang diidentifikasi dalam kontrak, berdasarkan harga masing-masing yang berdiri sendiri.
Pada kasus ini, harga transaksi (Rp 5.500.000) perlu dialokasikan untuk dua kewajiban kinerja yaitu barang senilai Rp 5.000.000 dan biaya jasa titip senilai Rp 500.000

5. Akui pendapatan saat kewajiban kinerja dipenuhi: Terakhir, pendapatan diakui ketika perusahaan telah memenuhi setiap kewajiban kinerja dengan mentransfer kendali atas barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan.
Pendapatan dari jasa titip (Rp 500.000) dapat diakui setelah barang diterima oleh pelanggan dan proses pengiriman selesai, karena pada saat itu kewajiban pengiriman telah dipenuhi. Namun, pendapatan dari pembelian barang (Rp 5.000.000) baru bisa diakui setelah barang benar-benar dibeli dan diterima oleh pelanggan, karena pengiriman barang merupakan kewajiban yang terpenuhi ketika barang sampai di tangan pelanggan.

Proses ini sejalan dengan Prinsip Pengakuan Pendapatan, yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui pada periode akuntansi ketika kewajiban kinerja dipenuhi, memberikan gambaran yang akurat dan adil tentang kinerja keuangan perusahaan. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, bisnis MBA-MBA Jastip dapat memastikan bahwa pendapatan yang diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan menggambarkan transaksi yang terjadi dengan jelas. Untuk skala besar dengan mematuhi pengakuan seperti ini, perusahaan dapat mengurangi risiko kesalahan atau aktivitas curang dalam pelaporan pendapatan dan memberikan informasi keuangan yang dapat diandalkan bagi para pemangku kepentingan.

Referensi:

  • Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2020). Intermediate Accounting: IFRS Edition (4th ed.). Wiley Global Education US. https://bookshelf.vitalsource.com/books/9781119609247