Di Indonesia, automatic order telah didukung oleh infrastruktur digital yang dikembangkan oleh Bursa Efek Indonesia melalui sistem perdagangan elektronik seperti Jakarta Automated Trading System (JATS). Sistem ini memungkinkan proses jual beli saham dilakukan secara cepat, transparan, dan akurat (Handoko et al., 2024). Saat ini, hampir seluruh perusahaan sekuritas di Indonesia menyediakan fitur automatic order melalui platform online trading mereka, seperti Ajaib, IPOT, Mirae Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan lainnya.

Dengan perkembangan ini, investor ritel kini memiliki akses ke teknologi yang sebelumnya hanya dimiliki oleh institusi besar. Ini membuka peluang bagi masyarakat umum untuk melakukan investasi secara lebih cerdas dan terencana.

Tantangan dan Risiko Automatic Order

Meskipun automatic order menawarkan berbagai keunggulan, penggunaannya juga memiliki sejumlah tantangan dan risiko, antara lain:

  • Risiko Eksekusi di Tengah Volatilitas Pasar
    Ketika pasar sangat volatil, harga saham bisa bergerak sangat cepat, sehingga order bisa tereksekusi pada harga yang tidak optimal.
  • Gangguan Teknis atau Sistem
    Sistem perdagangan dapat mengalami gangguan teknis, baik di sisi investor maupun di sisi platform sekuritas, yang dapat mempengaruhi efektivitas automatic order.
  • Kurangnya Pemahaman Investor
    Banyak investor pemula belum memahami cara kerja automatic order dan justru memasukkan instruksi yang salah atau tidak sesuai strategi. Hal ini bisa berakibat fatal.
  • Keterbatasan dalam Menangani Sentimen Pasar
    Automatic order tidak dapat menginterpretasi berita atau sentimen pasar yang sifatnya kualitatif, seperti isu politik atau kondisi makroekonomi global, yang sering memengaruhi pergerakan harga saham.

Automatic order merupakan bagian dari transformasi digital dalam dunia investasi, khususnya di pasar saham. Fitur ini memberikan kontrol lebih kepada investor dalam mengatur strategi jual beli saham secara otomatis, efisien, dan terukur. Di tengah dinamika pasar yang sangat cepat dan sering kali tidak terduga, kehadiran sistem ini menjadi sangat relevan untuk membantu investor mengambil keputusan yang lebih rasional (Agusta et al., 2022).

Namun demikian, keberhasilan dalam menggunakan automatic order sangat bergantung pada pemahaman dan perencanaan strategi yang matang. Investor perlu membekali diri dengan literasi keuangan yang baik, serta terus mengikuti perkembangan teknologi dan kebijakan pasar modal. Dengan demikian, automatic order tidak hanya menjadi alat bantu teknis, tetapi juga menjadi bagian integral dari manajemen risiko dan pengambilan keputusan investasi yang cerdas di era digital.

Referensi:

  • Agusta, I. M. A. I., Barakbah, A., & Fariza, A. (2022). Technical Analysis Based Automatic Trading Prediction System for Stock Exchange using Support Vector Machine. EMITTER International Journal of Engineering Technology, 10(2), 279–293. https://doi.org/10.24003/emitter.v10i2.740
  • Handoko, B. L., Mulyawan, A. N., & Winoto, A. (2024). DeLone-McLean and Technology Acceptance Model in Investors Use of Automated Order Online Trading. 2024 2nd International Conference on Software Engineering and Information Technology (ICoSEIT), 31–36. https://doi.org/10.1109/ICoSEIT60086.2024.10497488