Pada saat ini banyak orang yang terkena penipuan secara digital. Salah satu contohnya adalah skimming, skimming merupakan salah satu tindakan fraud atau penipuan, skimming ada 2 jenis yang dimana ada sifatnya secara fisik dan secara digital atau e-skimming, yang secara fisik atau lebih dikenal sebagai card skimming bekerja dengan cara mencuri data ATM korban saat melakukan transaksi dengan kartu ATMnya, sementara e-skimming dilakukan melalui media digital yang ada di internet atau seperti website, sms, dsb. Berbeda dengan carding, skimming menyerang kartu ATM korban, sementara carding lebih berfokus menyerang atau mencari data yang ada pada kartu kredit korban.

Skimming sendiri sebenarnya sudah lama terjadi, dan banyak kasus di negara Amerika Serikat. Lebih tepatnya diawal tahun 2000-an di negara paman sam tersebut, namun pertama kali kasus skimming terjadi di awal tahun 1980-an. Pada saat itu teknologi kartu magnetic mulai diterapkan oleh perusahaan perbankan yang beroperasi di negara paman sam. Skimming semakin marak terjadi pada tahun 2000-an karena adanya peningkatan penggunaan kartu kredit dan debit. Kasus skimming pertama yang mendapatkan perhatian luas terjadi di Amerika Serikat, di mana jaringan skimming besar berhasil mencuri data dari ribuan kartu di berbagai negara bagian. Di Indonesia sendiri kasus skimming mulai sering terjadi sekitar di tahun 2010-an. Banyak nasabah bank secara mendadak mengalami kehilangan saldo secara misterius, akibat pencurian data melalui ATM yang telah dimodifikasi oleh pelaku kejahatan. Beberapa kasus besar bahkan melibatkan jaringan internasional yang bekerja sama dengan pelaku lokal.

Sumber gambar: Tempo (https://www.tempo.co/digital/waspadai-4-jenis-kejahatan-skimming-perbankan-ini-957123)

Skimming yang dilakukan melalui kartu ATM, dilakukan dengan cara menyalin informasi dari strip magnetic yang ada dibalik kartu, dan hal tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan dan kesadaran pemiliknya. Skimming jenis ini banyak terjadi di mesin ATM, mesin EDC yang ada di toko atau restoran, serta tempat lain yang menerima kartu sebagai alat pembayaran. Sementara Digital skimming merupakan bentuk modern dari skimming yang menyerang kartu ATM, yang dimana mencuri data kartu kredit atau debit saat pengguna melakukan transaksi online, dan bisa terdjadi dengan memanfaatkan teknologi NFC yang ada pada handphone pengguna. Tipe ini sering dilakukan oleh kelompok hacker dengan cara menyusupkan kode berbahaya ke dalam situs web e-commerce atau platform pembayaran, yang dimana bertujuan untuk mencuri data kartu seperti pin dan kode, nomor kartu, kode magnetik yang ada pada kartu. Sehingga skimming tetap menjadi ancaman dalam dunia perbankan dan pembayaran digital. Dengan berkembangnya teknologi, kejahatan ini juga semakin inovatif. Maka, kesadaran dan kewaspadaan saat bertransaksi merupakan hal yang penting agar kita tidak menjadi korban.

Referensi:

  • Gibson, C. (2024). What is digital skimming? Your guide to staying safe while shopping online. Mastercard Newsroom. Diakses pada 26 Maret 2025 dari https://newsroom.mastercard.com/news/perspectives/2024/what-is-digital-skimming-your-guide-to-staying-safe-while-shopping-online/.
  • Tempo. (2023). Waspadai 4 Jenis Kejahatan Skimming Perbankan Ini. Tempo Digital. Diakses pada 26 Maret 2025 dari https://www.tempo.co/digital/waspadai-4-jenis-kejahatan-skimming-perbankan-ini-957123.
  • KumparanNEWS. (2018). Jejak Sindikat Eropa Timur dalam Kejahatan Skimming ATM di Indonesia. Kumparan. Diakses pada 26 Maret 2025 dari https://kumparan.com/kumparannews/jejak-sindikat-eropa-timur-dalam-kejahatan-skimming-atm-di-indonesia.
  • Kompas. (2018). Skimming, Pembobolan Kartu Kredit, dan Rentannya Data Nasabah Bocor. Kompas Megapolitan. Diakses pada 26 Maret 2025 dari https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/18/10334711/skimming-pembobolan-kartu-kredit-dan-rentannya-data-nasabah-bocor.
  • FBI. (n.d.). Skimming. Federal Bureau of Investigation. Diakses pada 26 Maret 2025 dari https://www.fbi.gov/how-we-can-help-you/scams-and-safety/common-frauds-and-scams/skimming.