Green accounting atau akuntansi hijau bertujuan menghitung dan melaporkan biaya lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas bisnis. Konsep ini mendorong perusahaan untuk lebih transparan terkait dampak ekologis, seperti emisi karbon dan penggunaan sumber daya (Schaltegger & Burritt, 2018). Selain meningkatkan reputasi, green accounting membantu perusahaan dalam mematuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat. Laporan ini juga menjadi alat penting dalam menarik investor hijau dan meningkatkan kepercayaan publik. Green accounting mencerminkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan praktik bisnis yang bertanggung jawab.

Perusahaan dapat menggunakan laporan green accounting untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan, seperti manajemen limbah dan efisiensi energi. Dengan data yang lebih jelas, perusahaan dapat menyusun strategi keberlanjutan jangka panjang. Green accounting juga membantu perusahaan mengurangi risiko hukum terkait ketidakpatuhan terhadap regulasi lingkungan. Selain itu, konsep ini selaras dengan peningkatan permintaan konsumen akan produk yang ramah lingkungan. Adopsi green accounting diharapkan terus tumbuh di masa depan seiring meningkatnya fokus global pada keberlanjutan (Bebbington & Larrinaga, 2014).

Referensi:

  • Bebbington, J., & Larrinaga, C. (2014). Accounting and sustainable development. Critical Perspectives on Accounting, 25(8), 724-736.
  • Schaltegger, S., & Burritt, R. (2018). Business cases and sustainability accounting. Journal of Cleaner Production, 198(1), 133-144.