Heuristik bias adalah kecenderungan manusia untuk membuat keputusan atau menarik kesimpulan berdasarkan aturan praktis atau pola yang sudah ada, yang sering kali tanpa analisis mendalam, biasanya dilakukan ketika seseorang menghadapi pilihan yang tidak pasti dan dalam keterbatasan waktu (Tversky & Kahneman, 1974). Bias ini muncul dari penggunaan heuristik, yaitu strategi berpikir yang cepat dan sederhana, yang dapat sangat membantu dalam situasi yang memerlukan keputusan cepat. Meski efisien, heuristik tidak selalu akurat dan sering menyebabkan kesalahan dalam penilaian (Handoko et al., 2024). Misalnya, dalam konteks investasi, investor yang menggunakan heuristik representatif mungkin menganggap saham perusahaan teknologi besar selalu menguntungkan karena kinerja mereka di masa lalu, padahal kondisi pasar dan fundamental perusahaan tersebut bisa saja berubah. Dalam situasi seperti ini, heuristik bias cenderung mengarahkan seseorang untuk mengabaikan data yang relevan atau berpikir secara menyederhanakan.

Bias heuristik sering kali didorong oleh kebutuhan manusia untuk mengatasi keterbatasan informasi atau ketidakpastian, dan ada beberapa jenis utama dari bias ini, termasuk representativeness, availability, dan anchoring (Atif Sattar et al., 2020). Representativeness bias membuat seseorang cenderung menganggap sesuatu sebagai ciri khas kelompok tertentu hanya karena tampaknya mirip, sementara availability bias lebih dipengaruhi oleh ingatan atau informasi yang mudah diakses, seperti berita atau peristiwa baru-baru ini. Anchoring bias terjadi ketika seseorang terlalu terpaku pada informasi awal saat menilai sesuatu. Walaupun heuristik bias ini mempermudah proses pengambilan keputusan, sering kali bias ini menyebabkan distorsi dalam penilaian yang memengaruhi perilaku, seperti pengambilan risiko yang berlebihan atau keputusan tanpa mempertimbangkan semua faktor.

Dalam dunia investasi, heuristik bias memiliki dampak signifikan. Investor seringkali berfokus pada informasi terbatas, seperti tren atau pendapat dari kelompok, yang menyebabkan perilaku herding atau mengikuti keputusan mayoritas tanpa analisis independen. Hal ini dapat menyebabkan volatilitas yang tinggi di pasar dan menimbulkan gelembung aset ketika investor terus meniru tindakan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi investor atau individu untuk mengenali dan mengelola bias ini dengan lebih rasional, terutama ketika membuat keputusan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian tinggi.

Referensi:

  • Atif Sattar, M., Toseef, M., & Fahad Sattar, M. (2020). Behavioral Finance Biases in Investment Decision Making. International Journal of Accounting, Finance and Risk Management, 5(2), 69. https://doi.org/10.11648/j.ijafrm.20200502.11
  • Handoko, B. L., Hamsal, M., Sundjaja, A. M., & Gunadi, W. (2024). Heuristic Bias and Herding Behavior for Predicting Investor Decision in Cryptocurrency Trading. International Journal of Safety and Security Engineering, 14(4), 1269–1277. https://doi.org/10.18280/ijsse.140424
  • Tversky, A., & Kahneman, D. (1974). Judgment under Uncertainty: Heuristics and Biases. Science, New Series, 185(4157), 1124–1131.