Etika bukan sesuatu yang dapat membawakan keuntungan. Maka karena itu, banyak perusahaan mencari segala cara apapun untuk mendapatkan penghasilan. Namun terjadi banyak perubahan, sebuah revolusi dalam dunia korporat yang menyebabkan pergeseran tersebut. Karyawan mengembangkan sebuah sifat individualisme, menginginkan perkembangan pada dunia korporat dan etika kerja mereka. Tahun 1960an menjadi awal mulainya perusahaan mulai memperhatikan hal-hal seperti etika. Perusahaan-perusahaan menguatkan departemen sumber daya manusia, menggarisbawahi kode etika perusahaan, dan mulai melaksanakan tanggung jawab sosial untuk pertama kalinya pada tingkat yang pesat pada saat itu.

Nilai-nilai tersebut terus berkembang dengan wujud yang berbeda-beda. Dekade ’70 sampai ’80 muncul filosofi berdasar moral dan etika dikarenakan banyaknya skandal terkait dengan kontraktor pertahanan atau militer bayaran seputar Perang Vietnam. Diikuti oleh pendirian bisnis korporat yang kembali pada environmentalism yang kembali memperhatikan aspek lingkungan dengan ditambah pengawasan lebih ketat terhadap produk-produk yang dianggap dapat mengakibatkan komplikasi pada kesehatan, seperti produk tembakau dan junk food. Mata publik pun mulai mengarah kepada para perusahaan, terutama perusahaan oli dan kimia yang terus ditekan untuk kerusakan lingkungan.

Memasuki abad ke-21, teknologi terus maju dan informasi menjadi lebih mudah untuk diakses. Internet menjadi semakin terbuka untuk semua yang dapat mengaksesnya, namun itu mengekspos juga banyak orang menjadi rentan terhadap serangan siber. Identity theft, phishing, dan lain-lainnya menjadi semakin lazin seiring dengan perkembangan teknologi. Hal-hal seperti itu mengakibatkan keperluan untuk menegakkan etika pada dunia digital.

Etika memang tidak mudah untuk langsung terlihat karena berdasarkan nilai kehidupan manusia, berdasarkan tata cara kehidupan dan budaya yang mengelilingi masyarakat. Etika bisa dibilang subjektif karena yang dirasakan benar pada suatu komunitas tertentu, mungkin akan dirasakan salah pada komunitas yang lainnya. Oleh karena itu untuk menyamakan dan memastikan bahwa orang-orang pada suatu kelompok memiliki nilai etika yang sama, disusunkan kode etika yang mewakili perspektif sebuah kelompok terhadap sebuah isu tertentu. Beberapa dari kode-kode etika tersebut berlaku untuk berbagai bidang, seperti Kode Etik Profesi Akuntan dari IAI, Kode Etik Kedokteran Indonesia dari IDI, Kode Etika Bankir Indonesia dari IBI, dan Kode Etik Guru Indonesia dari PGRI, dan lain-lainnya.

Referensi

  • DePersio, G. (2022, December 22). How have business ethics evolved over time? Investopedia. https://www.investopedia.com/ask/answers/022615/how-have-business-ethics-evolved-over-time.asp