Manusia Lebih Mahir Akuntansi Ketimbang Kecerdasan Buatan
Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi semakin memainkan peran utama dalam berbagai aspek kehidupan kita. Ditambah dengan fakta bahwa kita berada di era industri 4.0. Era yang menggabungkan produksi cerdas dengan internet of things (IoT), cloud technology, dan big data. Seperti salah satu bagian dari ilmu komputer ialah Artificial Intelligence (AI) atau disebut juga dengan Kecerdasan Buatan. Di era perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, AI (Artificial Intelligence) telah mengambil alih banyak fungsi yang dahulu menjadi pekerjaan dan tanggung jawab manusia. Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) memiliki dampak yang signifikan pada berbagai bidang, salah satunya adalah Akuntan.
Sebuah penelitian menemukan bahwa manusia justru jauh lebih jago menyelesaikan soal akuntansi ketimbang kecerdasan buatan. Penelitian yang dilakukan oleh Brigham Young University (BYU) mengungkap temuan menarik bahwa manusia ternyata lebih mahir dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi daripada kecerdasan buatan seperti Chat GPT dari OpenAI. Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Issues in Accounting Education, ditemukan bahwa rata-rata siswa yang diuji dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi berhasil menjawab dengan baik sebesar 76,7 persen, angka yang lebih tinggi daripada yang dapat dicapai oleh ChatGPT. Chat GPT hanya mampu mencapai rata-rata 47,4 persen dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi.
Dalam penelitian ini, BYU menggunakan versi terbaru Chat GPT yang disebut Chat GPT-4. Mereka menyusun soal-soal akuntansi berdasarkan masukan dari 327 peneliti dari 186 lembaga pendidikan di 14 negara. Total terdapat 25.181 soal akuntansi yang harus diselesaikan baik oleh ChatGPT maupun mahasiswa jurusan akuntansi di BYU. Soal-soal tersebut mencakup berbagai topik seperti sistem informasi akuntansi (SIA), audit, akuntansi keuangan, akuntansi manajerial, dan pajak, dengan tingkat kesulitan yang beragam. David Wood, seorang Profesor Akuntansi di BYU, mengungkapkan bahwa hasil penelitian ini memberikan perspektif baru tentang peran kecerdasan buatan. Menurutnya, kecerdasan buatan sebaiknya digunakan bukan untuk tindakan curang, tetapi sebagai alat untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Kesalahan yang dilakukan ChatGPT dalam menyelesaikan soal akuntansi merupakan pembelajaran bagi pengembangnya untuk lebih memahami kebutuhan masyarakat. Mereka berfokus pada upaya meningkatkan pengajaran bagi fakultas dan proses pembelajaran bagi siswa. Meskipun kecerdasan buatan dapat membantu dalam melakukan tugas-tugas tertentu, manusia masih lebih mahir dalam menyelesaikan soal akuntansi secara keseluruhan. Namun, kecerdasan buatan juga dapat membantu dalam meningkatkan akurasi proses akuntansi dan audit serta membantu dalam pengumpulan bukti audit yang andal dan tepat. Selain itu, kecerdasan buatan juga dapat membantu akuntan dalam mengotomatisasi pekerjaan yang bersifat repetitif, sehingga akuntan dapat lebih fokus dalam mengelola data keuangan untuk menghasilkan nilai serta rekomendasi yang mampu menguatkan bisnis bagi klien perusahaan.
Pemanfaatan AI dalam bidang Akuntansi memberikan beberapa keuntungan, seperti efisiensi dan akurasi. Namun, dibalik beberapa keuntungan tersebut, AI itu sendiri masih memiliki beberapa kelemahan dimana AI belum sepenuhnya memiliki kemampuan untuk memahami konteks bisnis dan kebijakan perusahaan dengan baik sehingga akan mengakibatkan kesulitan dalam memberikan saran yang relevan. Selain itu, keputusan yang diambil harus berada dalam batas nilai-nilai etika, yang memerlukan pengawasan manusia. Dengan perubahan ini, peran seorang akuntan mungkin akan lebih berfokus pada analisis strategis, pengambilan keputusan, dan memberikan konsultasi bisnis yang mendalam. Selain itu, akuntan juga dapat berperan penting dalam memastikan bahwa penggunaan AI tetap sesuai dengan standar etika yang berlaku dan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, peran seorang akuntan tidak dapat digantikan oleh AI karena ada banyak hal yang dikuasai oleh manusia tetapi belum mampu dikuasai oleh AI. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manusia lebih mahir akuntansi ketimbang kecerdasan buatan.
REFERENSI:
Image Source: Google Images
Comments :