Greenwashing – Trends in Academics (2 dari 2)
Goyal et al. (2023) melaksanakan sebuah penelitian bibliometrik berdasarkan 393 artikel yang diambil dari database Scopus. Inti dari riset tersebut adalah untuk meneliti atau memperhatikan tren mengenai topik greenwashing. Diambil dokumen dengan jangka waktu sepanjang 22 tahun yaitu dari 2000 sampai 2022. Awalnya ketika dicarikan terdapat 932 hasil, namun difiilter lagi supaya lebih relevan dan berkaitan dengan kategori Bisnis, Manajemen dan Akuntansi.
Riset terkait greenwashing memang sudah cukup lama ada, namun pada awal masih sangat sedikit atau tidak sedikit. Bahkan jika dilihat dari grafik baru mulai terlihat dari tahun 2006. Perkembangan atau penumbuhan riset terkait topik tersebut baru mulai berkembang secara pesat dari tahun 2018 di mana jumlah riset yang dilaksanakan sudah mulai lebih dari 30 per tahun, dengan data terakhir pada tahun 2022 ada sekitar 80 riset. Disebut terdapat 3 alasan yang menyebabkan kenaikan tersebut, yang pertama merupakan adopsi SDG dari negara anggota PBB, yang kedua merupakan tekanan ekstrim dari pemangku kepentingan eksternal, dan terakhir merupakan minat investor terhadap perusahaan yang memiliki proyek penghijauan lingkungan atau produk yang ramah lingkungan.
Dari semua artikel yang diambil peneliti, terdapat 18 negara yang diidentifikasi memiliki riset terhadap greenwashing. Berikutnya ada AS, Inggris, Tiongkok, Perancis, Jerman, Italia, Australia, Kanada, Belanda, Spanyol, Brazil, India, Swiss, Norwegia, Turki, Swedia, Selandia Baru, dan Vietnam, sesuai urutan publikasi dari yang terbanyak sampai yang terkecil. Jika diurutkan per benua, yang terbanyak ada Eropa pada 197 publikasi, Amerika pada 135 publikasi, Asia dengan 57 publikasi, dan Oseania dengan 28 publikasi. Meskipun Oseania merupakan benua dengan publikasi greenwashing terdikit, harus dipertimbangkan bahwa pada benua tersebut hanya terdapat 2 negara yang mumpuni dalam riset akademis, yakni Australia dan Selandia Baru. Berdasarkan pertimbangan itu, Asia masih cukup tertinggal mempertimbangkan jumlah negara yang terdapat di benua tersebut, terutama Asia Tenggara di mana baru ada Vietnam dengan 5 publikasi.
Ini menunjukkan bahwa terdapat potensi dalam riset greenwashing yang belum dieksplorasi. Sehingga merupakan kesempatan yang baik untuk berkontribusi dalam topik tersebut.
Referensi:
- Goyal, S., Sondhi, H., & Goyal, P. (2023). A Bibliometric Review of Greenwashing Research by Using Co-occurrence Analysis and Bibliographic Coupling [Google Books]. In Handbook of Evidence Based Management Practices in Business (pp. 315–323). Routledge. https://doi.org/10.4324/9781003415725-40
Image Source: Google Images
Comments :