Seiring dengan berjalannya waktu dunia terus mengalami perubahan secara signifikan yang mendorong dunia bisnis maupun individu untuk dapat mengikuti perubahan agar tidak mengalami disrupsi (Kumaraswamy et al., 2018). Masyarakat telah mengorientasikan strategi bisnis untuk berintegrasi kepada penggunaan teknologi yang menyebabkan peningkatan pesat pada pola kehidupan yang berkembang menjadi cepat (Muscolino et al., 2020). Namun perkembangan teknologi juga menciptakan kerentanan yang berpotensi terjadinya kecurangan, berupa serangan siber, pencurian dan manipulasi data fiktif, mengubah pencatatan transaksi atas penyajian laporan keuangan, dan sebagainya yang dengan demikian berdampak kepada peredaran keuangan ekonomi di pasar (Rosati et al., 2019). Salah satu bentuk kecurangan yang marak terjadi adalah cryptocurrency fraud yang memiliki beberapa jenis bentuk kecurangan yang terjadi. Dalam pembahasan ini mengambil 2 sumber referensi artikel terkini dari Amerika:

https://www.startupill.com/the-most-common-cryptocurrency-fraud-schemes/ – Cryptocurrency Scams and How to Avoid Them

https://www.theguardian.com/technology/2022/aug/01/forsage-cryptocurrency-scheme-fraud-us-sec – Cryptocurrency Fraud Scheme Busted by US Securities Agency

Pada artikel pertama memperlihatkan dalam rentang waktu tahun 2020 dan 2021 pelaku kejahatan mampu mencuri $80 juta dengan scam, dimana sekitar 7.000 pengguna mengeluhkan bahwa aksi dari tindakan kriminal tersebut telah mempengaruhi peredaran perekonomian pada industri kripto dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sesuai dengan penelitian Rezaee & Wang, (2019) bahwa perlu adanya pendidikan sejak dini bagi forensic accountant dan auditor untuk tidak tertinggal kepada pertumbuhan zaman, terutama karena pelaku fraud yang mulai bersinergi dengan teknologi dalam menjalankan aktivitas kejahatannya.

Berdasarkan laporan dari (ACFE, 2022; ECIIA, 2019) pada tahun 2020an risiko utama yang akan dihadapi oleh para internal auditor adalah data security dan cybersecurity, sehingga berdampak kepada kegiatan operasional yang berbasis teknologi. Tindakan kecurangan pada kripto dilakukan pada beberapa aspek, yaitu ada investment fraud dengan mengumumkan bahwa transaksi pembelian kripto akan memberikan keuntungan besar sekitar 700 – 1.200%, sehingga menarik perhatian masyarakat untuk melakukan transaksi dan memberikan data pribadi mereka (proof of identity). Kemudian terdapat Phising Scam yang turut marak terjadi dengan melakukan penyerangan kepada perangkat pribadi tanpa disadari, dimana pada tahun 2019 lebih dari $ 4 miliar cryptocurrency dicuri. Terakhir terdapat Cryptocurrency Pyramid Scheme yang juga dikenal sebagai Ponzi Schemes, dimana prosesnya diawali dari investor yang menaruh dana investasi dengan keyakian bahwa tingkat suku bunga (interest) yang dikenakan memiliki rate yang tinggi, sehingga akan memberikan return yang menguntungkan.

Sedangkan, pada artikel kedua yang digunakan pada ujian ini menceritakan bagaimana pelaku kejahatan pada kripto telah ditangkap oleh US securities agency, dimana pelaku melancarkan skema kejahatan cryptocurrency pyramid / ponzi schemes (artikel di publikasi pada tanggal 01 Agustus 2022).

Pada cryptocurrency fraud memiliki beberapa jenis yang dilakukan oleh pelaku kecurangan disertai oleh karakteristik yang menjadi tanda-tanda awal terjadinya kriminalitas. Pertama masyarakat akan mendapatkan informasi yang menarik perhatian, dimana salah satunya dengan adanya tingkat bunga (interest) yang tinggi, sehingga akan memperoleh return yang tinggi dalam waktu beberapa saat. Hal tersebut merupakan istilah dari “To Good To Be True” karena mengundang minat banyak investor untuk melempar saham dengan harapan memperoleh return yang tinggi dalam beberapa saat.

Dalam rangka memperlancar aksinya, pelaku akan memasang informasi yang menarik minat dengan menggunakan website, dimana saat ini di era revolusi industri 4.0 telah mempercepat penyaluran dan penerimaan informasi, yang dengan demikian membuat banyak orang dapat mengakses dan apabila tidak berhati-hati akan terkena jebakan yang merugikan finansial. Terakhir, dengan melakukan peretasan atau pencurian data pribadi tanpa disadari oleh user, seperti menampilkan informasi untuk mengupdate software atau aplikasi user, sehingga saat user membuka tampilan tersebut, secara perlahan mengundang pelaku kejahatan untuk melancarkan serangannya. Pada pembahasan berikutnya akan mengulas mengapa cryptocurrency fraud sangat marak terjadi di dunia industri dan masyarakat.

REFERENSI

  • ACFE. (2022). Occupational Fraud 2022: A Report to the nations. Acfe, 1–96.
  • ECIIA. (2019). Risk in focus 2020: Hot Topics For Internal Auditors. 43.
  • Kumaraswamy, A., Garud, R., & Ansari, S. (Shaz). (2018). Perspectives on Disruptive Innovations. Journal of Management Studies. https://doi.org/10.1111/joms.12399
  • Muscolino, H., , Raymond Koh, J. A., Anderson, C., Bigliani, R., , Megan Buttita, M., Carosella, G., Hardie, E., Heys, M., Hochmuth, P., Ichikawa, K., Kalvar, S., Kmetz, K., Kolding, M., Kurtzman, W., Loomis, A., Mainelli, T., Ng, S., O’Leary, R., Pathy, D., … Antonio Wang. (2020). IDC FutureScape: Worldwide Future of Work 2020 Predictions. Idc, October 2019, 1–21. https://www.idc.com/getdoc.jsp?containerId=US44752319
  • Rezaee, Z., & Wang, J. (2019). Relevance of big data to forensic accounting practice and education. Managerial Auditing Journal. https://doi.org/10.1108/MAJ-08-2017-1633
  • Rosati, P., Gogolin, F., & Lynn, T. (2019). Audit Firm Assessments of Cyber-Security Risk: Evidence from Audit Fees and SEC Comment Letters. International Journal of Accounting. https://doi.org/10.1142/S1094406019500136
  • https://www.startupill.com/the-most-common-cryptocurrency-fraud-schemes/
  • https://www.theguardian.com/technology/2022/aug/01/forsage-cryptocurrency-scheme-fraud-us-sec

Image Sources: Google Images