Chart of Accounts: Perspektif Akademis vs Praktik Lapangan
Dalam akuntansi, salah satu unsur yang sangat penting dalam konteks pembukuan Buku Besar, atau mungkin dikenal juga sebagai General Ledger. Dengan menggunakan buku besar, sebuah entitas dapat menyusun jurnal umum yang telah dicatat selama periode interim yang berjalan supaya akuntan dapat secara mudah dan lebih sederhana merekap saldo total dari masing-masing akun yang kemudian digolongkan ke dalam neraca saldo, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam proses pengajaran, buku besar memang sering menjadi salah satu hal yang akan diajarkan terlebih dahulu, namun tidak pernah dijelaskan nomor akun yang diikat setiap akun yang tersaji dalam buku besar. Oleh karena itu, banyak yang telah mempelajari akuntansi, namun karena tidak ada pengalaman kerja akan keliru ketika menghadapi buku besar dari entitas yang berbeda-beda.
Biasanya sebagai contoh yang diajarkan pada latar kelas, baik dalam sekolah maupun universitas, menyebutkan bahwa nomor akun yang diawali 1 berarti aktiva, 2 berarti hutang, 3 berarti ekuitas, 4 berarti pendapatan, 5 berarti harga pokok penjualan, 6 berarti beban operasional, dan 7 berarti yang lain-lain. Jarang hampir tidak pernah dijelaskan bahwa pada masing-masing entitas akan menggunakan penomoran yang berbeda tergantung dengan keperluan entitas yang terkait. Memang ada beberapa entitas yang menggunakan penomoran seperti ini, namun tidak dijelaskan juga format dari nomor akun. Format nomor akun dalam latar pelajaran atau pendidikan adalah 3 digit. Sebagai contoh, kas kecil adalah 101, aset tetap adalah 150, hutang dagang 201, dividen atau prive 305, retur pendapatan 402, dan yang lain-lain.
Terdapat beberapa variasi dari format nomor akun, karena kembali lagi, menyesuaikan dengan keperluan dari masing-masing entitas. Untuk entitas yang baru saja berdiri dan mungkin masih kecil skalanya, akan menggunakan format seperti yang telah disebutkan sebelumnya, namun untuk entitas yang lebih besar ukurannya akan menggunakan format nomor akun yang lain. Nomor akun tidak terlihat seperti suatu unsur yang perlu diperhatikan oleh akuntan atau sesuatu yang tidak mempengaruhi pembukuan secara keseluruhan.
Biasanya, lebih besar skala dari sebuah entitas, lebih banyak transaksi yang perlu dilaksanakan dan lebih bervariasi jasa yang diperlukan, yang secara otomatis mengakibatkan format nomor akun yang lebih rumit, namun memang diperlukan. Dengan berkembangnya standar akuntansi dan keperluan transparansi & akuntabilitas dari tahun ke tahun, semakin diperlukan informasi yang lebih spesifik, yang dapat diangkat dengan penomoran akun yang sesuai. Dengan menggunakan penomoran akun yang lebih spesifik, akuntan dapat dengan lebih mudah menggolongkan masing-masing akun ke klasifikasinya yang tepat, terutama untuk penyusunan laporan keuangan. Begitu juga dengan auditor, dengan nomor akun yang lebih spesifik, auditor dapat mengetahui secara lebih cepat akun yang mana digolongkan ke klasifikasi yang mana.
Dari contoh yang telah disebutkan sebelumnya, tidak dapat mendukung variasi akun yang luas. Terdapat entitas yang menggunakan format seperti 201-5342, yang menunjukkan hutang dagang untuk PT ABC, atau mungkin 72.105, yang menunjukkan biaya kesejahteraan karyawan kantor (terpisah dari biaya pabrik dengan kepala akun 6 dan harga pokok penjualan dengan kepala akun 7), atau 11608511, yang menunjukkan akumulasi penyusutan peralatan kantor di cabang Banten (dengan 11 menunjukkan aktiva tetap, 6 menunjukkan penyusutan, 08 menunjukkan cabang dari entitas, dan 511 menunjukkan peralatan kantor).
Lazimnya, mereka yang bertindak sebagai akademisi menggunakan materi referensi dari mereka yang bertindak sebagai akademisi, begitu juga dengan praktisi yang menggunakan referensi dari praktisi. Akan ada baiknya apabila kedua pihak dapat bergabung untuk melaksanakan kolaborasi, supaya bisa menghasilkan ahli yang lebih bermutu dan tidak akan menghambat proses operasional dikarenakan kekurangan pengalaman praktik dan gambaran terhadap lingkungan akuntansi secara praktik. Dengan kedua pihak melaksanakan kolaborasi, telah dihasilkan berbagai materi referensi yang menarik, penting, dan jarang atau bahkan tidak pernah didiskusikan secara luas.
Tidak Menggunakan Referensi