Mengenal Cardano sebagai generasi ketiga Blockchain
Aset digital cryptocurrency menjadi salah-satu pilihan investasi yang cukup populer belakangan ini. Selain Blockchain dan Ethereum yang cukup terkenal dikalangan pecinta crypto, ternyata ada Cardano (ADA) yang juga cukup bagus untuk dipertimbangkan sebagai aset investasi karena menawarkan keuntungan menarik. Cardano (ADA) memiliki harga yang masih relatif murah dan menawarkan teknologi yang lebih sempurna untuk menjamin keamanan dan kemudahan dalam proses mining maupun proses transaksi.
Sekilas mengenai sejarah Cardano, Cardano dikembangkan pada tahun 2015 oleh Charles Hoskinson yang juga merupakan salah satu co-founder Ethereum (Busayatananphon & Boonchieng, 2022). Hoskinson ingin mengembangkan Cardano sebagai generasi ketiga di dunia Blockchain yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan, dan memiliki sistem skalabilitas yang lebih baik (Lamela Seijas et al., 2020).
Cardano merupakan Blockchain pertama yang dibuat dengan programming language Haskell yang kompleks dan canggih. Hoskinson memilih programming dari Haskell bukan tanpa alasan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Haskell dibentuk oleh para akademisi yang memang ahli di bidang keamanan kode. Beberapa perusahaan di sektor finansial seperti Standard Chartered, Barclays, maupun Wall Street sangat membutuhkan keamanan kode yang baik. Apalagi di dunia cryptocurrency yang memang lebih transparan, terdesentralisasi, dan immutable. Oleh karna itu Cardano menggunakan teknologi Haskell sebagai base code agar para pengembang di Cardano dapat meminimalisir ketidakpastian dan meningkatkan keamanan dari kode yang dibuat, serta untuk mengurangi kesalahan dalam implementasi kode yang benar.
Sebagai Blockchain generasi ke-3 setelah Bitcoin (BTC) sebagai generasi pertama dan Ethereum (ETH) sebagai generasi kedua, Cardano menawarkan solusi terbaik dari kekhawatiran para pecinta crypto di dunia terutama terkait penggunaan listrik. Cardano menggunakan teknologi proof-of-stake (PoS) yang cukup ramah lingkungan dan menggunakan tenaga listrik yang lebih rendah dibanding Ethereum maupun Bitcoin (Kant et al., 2020). Teknologi PoS ini juga dapat memproses transaksi lebih cepat dengan biaya yang lebih rendah. Terdapat tiga organisasi yang bertugas mengembangkan dan menjaga Cardano, yaitu:
- The Cardano Foundation
- Input Output Hong Kong (IOHK)
- Emurgo
Sebagai platform yang juga berfokus pada layanan smart contract seperti Ethereum, Cardano diketahui baru saja mengaktifkan fitur smart contract di platform mereka pada September 2021. Hal ini menandakan bahwa Cardano siap untuk bersaing di pasar crypto dengan para pemain lainnya seperti NEO, NEM, maupun EOS.
Cara Kerja Cardano
Meskipun memiliki kesamaan dengan Ethereum dalam hal smart contract, sebenarnya Cardano memiliki cara kerja yang cukup berbeda dari segi mekanisme konsensus yang digunakan dan juga kerangka desain.
Seperti yang kita ketahui bahwa Cardano menggunakan mekanisme konsensus proof of Stake dengan pemanfaatan algoritma Ouroboros. Adapun mekanisme ini bekerja sebagai berikut:
- Slot leader digunakan untuk meverifikasi transaksi serta membuat blok.
- Siapapun yang memiliki koin Cardano, (ADA) dapat menjadi slot leader dan tidak bergantung pada seberapa banyak yang dimiliki.
- Algoritma “Follow the Satoshi” akan memilih koin yang dimiliki oleh setiap orang untuk menjadi slot leader.
- Jaringan ini akan memproses ini secara otomatis, sehingga tidak ada pekerjaan tambahan yang perlu dilakukan.
Sementara arsitektur Cardano dari segi kerangka desain teknisnya dibagi menjadi dua lapis yaitu Cardano Settlement layer (CSL) dan Cardano Computation Layer (CCL). Kedua lapisan tersebut memiliki tugas yang berbeda. Cardano Settlement layer (CSL) bertugas mengatur transaksi koin Cardano (ADA), sedangkan Cardano Computation Layer (CCL) bertugas mengatur kontrak sehingga transaksi lebih aman.
Reference:
Busayatananphon, C., & Boonchieng, E. (2022). Financial Technology DeFi Protocol: A Review. 2022 Joint International Conference on Digital Arts, Media and Technology with ECTI Northern Section Conference on Electrical, Electronics, Computer and Telecommunications Engineering (ECTI DAMT & NCON), 267–272. https://doi.org/10.1109/ECTIDAMTNCON53731.2022.9720373.
Kant, P., Hammond, K., Coutts, D., Chapman, J., Clarke, N., Corduan, J., Davies, N., Jeltsch, W., Javier, D., & Matthias, G. (2020). Flexible Formality Practical Experience with Agile Formal Methods. International Symposium on Trends in Functional Programming, 1, 94–120. https://doi.org/10.1007/978-3-030-57761-2
Lamela Seijas, P., Nemish, A., Smith, D., & Thompson, S. (2020). Marlowe: Implementing and analysing financial contracts on blockchain. In Lecture Notes in Computer Science (including subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics): Vol. 12063 LNCS. Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-030-54455-3_35
Image Sources: Google Images