PERBEDAAN PENGANGGARAN TRADISIONAL DENGAN BEYOND BUDGETING
Beyond budgeting berbeda dengan sistem penganggaran tradisional dalam dua hal mendasar:
- Sistem pengendalian yang bersifat lebih adaptif. Manajer tidak dinilai berdasarkan suatu perencanaan dan anggaran tahunan, melainkan dengan melakukan suatu perbandingan (benchmark) dengan pesaing, rekan kerja, dan periode sebelumnya, serta dilakukan secara teratur. Benchmarking adalah sebuah proses pembelajaran dan perbandingan dengan organisasi lain dalam melakukan proses dan aktivitas yang sama. Perbandingan ini dapat dilakukan dengan pihak internal perusahaan atau pihak eksternal perusahaan, yang memang dikenal memiliki kinerja yang baik.
- Beyond budgeting menekankan pada sistem yang terdesentralisasi. Pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban kinerja diserahkan kepada manajer lini dan menciptakan lingkungan kerja yang mandiri dan budaya tanggung jawab pribadi. Hal ini menyebabkan peningkatan motivasi, produktivitas yang lebih tinggi dan layanan pelanggan yang lebih baik.
Perbedaan antara penganggaran tradisional dengan beyond budgeting dapat dilihat dari 6 (enam) aspek tujuan manajemen kinerja yaitu :
No. | Aspek | Penganggaran Tradisional | Beyond Budgeting |
1. | Tujuan Perusahaan (Goals) | Mementingkan target tetap tahunan (kontrak kinerja) yang pada akhirnya mendorong tindakan yang berfokus pada hasil jangka pendek. | Berfokus pada indeks penilaian kinerja relatif dengan tujuan yang aspiratif, yang mendorong keberhasilan persaingan yang berkesinambungan. |
2. | Sistem Penghargaan (Rewards) | Memberikan insentif yang bersifat individual, sehingga mendorong sikap yang melindungi keunggulan diri sendiri dan sikap yang berfokus pada kebutuhan untuk memenuhi target. | Memberikan penghargaan untuk semua anggota kelompok, sehingga mendorong sikap satu kesatuan dalam kelompok dalam mencapai tujuan bersama dan mendorong timbulnya keinginan untuk melakukan pengembangan diri secara terus-menerus. |
3. | Perencanaan (Plans) | Menyediakan perencanaan tahunan, yang merupakan suatu pendekatan yang mendorong strategi “produksi dan jual” dan mengutamakan perusahaan. | Menggunakan strategi berdasarkan kejadian yang terjadi, yang merupakan pendekatan yang bersifat responsif dan lebih mengutamakan pelanggan. |
4. | Penggunaan Sumber Daya (Resources) | Mengalokasi sumber daya secara terpusat, sehingga menghalangi respon yang cepat dan mendorong timbulnya waste. | Mengalokasikan sumber daya sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat mendorong respon yang cepat dan mengurangi timbulnya waste. |
5. | Koordinasi (Coordination) | Menyediakan sistem penganggaran yang bersifat terpusat, sehingga solusi atas masalah yang muncul terkadang membutuhkan waktu yang lama dan pada akhirnya gagal memenuhi kebutuhan pelanggan. | Secara dinamis berhubungan langsung dengan permintaan pelanggan, sehingga menyediakan solusi yang cepat dan tepat dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. |
6. | Pengendalian (Controls) | Menyediakan suatu perbandingan antara kinerja aktual dengan anggaran yang telah dibuat sebelumnya. Perbandingan ini hanya menyatakan baik atau buruknya kinerja, tapi tidak memberikan dasar pembelajaran untuk perbaikan satu kinerja. | Memberikan pola informasi yang dibutuhkan bagi pembuatan keputusan dengan pengendalian yang bersifat multi-faceted dan multilevel sehingga pengendalian yang dilakukan lebih detail dan menyeluruh. |
Sumber:
- Rothberg, A.F. (2011). Traditional Budgeting vs Beyond Budgeting. CFO Edge.
Image Sources: Google Images