Tantangan Bank Syariah Di Era Digital
Strategi dari pertumbuhan bank syariah di Indonesia cukup unik, dimana pemerintah memilih strategi “merger” terhadap tiga bank syariah milik Bank BUMN menjadi satu Syariah besar dan menjadi bank syariah BUMN. dan kuat. Pilihan strategi merger tersebut memunculkan pro dan kontra. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan pangsa pasar dalam perbankan syariah. Pakar marketing terkenal Philip Kotler menyatakan terdapat 3 rumusan untuk meningkatkan pangsa pasar yaitu intensive growth opportunity, integrated growth opportunity, dan juga diversification growth opportunity. Bank syariah di Indonesia saat ini berada dalam strategi intensive growth strategy dengan berusaja focus pada penetrasi pasar.
Mengapa perlu dilakukan penetrasi pasar? Karena dari data Bank Indonesia dikatakan bahwa penetrasi pasar dari industry bank masih rendah. Berdasarkan data tersebut menurut Bank Indonesia hanya 20% penduduk dewasa yang memiliki rekening bank. Berdasarkan data dari BPS jumlah Masyarakat Indonesia hanya sekitar 60-65 juta. Daam hal ini bank syariah juga diharapan bisa meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi informasi dan juga digital. Diharapkan dengan kondisi itu bank syariah mengenal kondisi dari nasabahnya.
Peranan Bank Syariah
Bank syariah dalam peranannya tidak hanya berfungsi sebagai intermediary ataa perantara belaka, sebagaimana layaknya bank konvensional. Akan tetapi juga berperan sebagai agent of development. Bank syariah juga berperan sebagai investor yang aktif, atau musharakah danm juga sebagai investor yang pasif, atau mudharabah. Bank syariah juga memiliki peranan untuk melakukan penyaluran atas berbagai dana-dana kebajikan. Hal ini membuat bank syariah memiliki posisi yang unik untuk memberikan pembiayaan bagi para pelaku usaha mikro, usaha menngah dan juga kecil. Selain itu juga bank syariah juga memiliki posisi yang unik karena bisa memberikan pembiayaan dengan menggunakan akad berbasis jual beli, atau akad murabahah.
Inovasi Produk.
Berkaitan dengan beragamnya akad yang dimiliki oleh bank syariah maka bank syariah memamg harus melakukan pengembangan channel layanan yang berbasis pada teknologi. Hal ini agar pihak nasabah dari bank syariah dapat menikmati layanan bank syariah dengan menggunakan berbagai macam pelayanan dengan menggunakan jalur yang sama dan tidak lagi focus mengembbangkan pelalyanan bank syariah dengan memperbanyak kantor cabang bank syariah. Segementasi nasabah bank syariah juga harus lebih focus pada 2 segmen yang utama, yaitu segmentasi pasar di sector produktif dan juga segmentasi pasar di sector konsumtif. Selain itu juga teknologi financial teknologi perlu dilakukan oleh bank syaiah seperti crowdfunding untuk kepentingan infak dan sedelah serta juga layanan QRS serta juga layanan personal finance management.
References:
- Website :
https://finansial.bisnis.com/read/20210527/231/1398199/apa-saja-peluang-dan-tantangan-bank-syariah-hadapi-era-digital - Jurnal :
Farhani, A, et al ( 2020 ), “ OPTIMALISASI PRODUK BANK SYARIAH DALAM MENGHADAPI DIGITAL BANKING (STUDI KASUS BANK SYARIAH MANDIRI KOTA PALOPO)”, DINAMIS Journal Of Islamic Management dan Bisnis, Vol 3 no 1
Image Sources: Google Images