Process Costing vs Job Order Costing (1)
Mungkin teman-teman sudah terbiasa mendengar brand Nike, Adidas, dan juga brand lainnya yang memproduksi barang mereka secara massal dibandingkan dengan adanya jasa custom merchandise untuk pernikahan, acara, dan lain-lainnya. Kedua usaha tersebut memiliki pendekatan biaya yang berbeda. Untuk brand yang seperti Nike, Adidas, dan brand lainnya yang memiliki produk massal, maka mereka menggunakan metode process costing, sementara untuk jasa custom merchandise untuk pernikahan menggunakan metode job order costing.
Untuk process costing menggunakan equivalent unit di dalam perhitungan biayanya. Mereka akan menghitung barang yang sudah setara selesai, artinya barang ini mungkin belum selesai diproduksi namun mereka sudah digunakan ketiga komponen biayanya yaitu direct material, direct labor, dan manufacturing overhead mereka.
Pengakuan biaya dilihat per departemen yang ada di dalam perusahaan dan juga berapa banyak direct material yang sudah digunakan, direct labor yang sudah digunakan jasanya, dan juga manufacturing overhead yang sudah digunakan untuk membantu direct labor dalam bekerja. Walaupun memang secara fisik mereka belum bisa dikategorikan selesai seutuhnya dan masih harus berada di dalam departemen tersebut, mereka bisa mengakui adanya biaya dikarenakan sudah digunakannya ketuga komponen di atas.
Dalam process costing, perhitungan biaya tersebut akan dilihat dari alur proses per departemen dibandingkan dengan job order costing yang akan dilihat dari berapa banyak job yang dilakukan. Untuk pembahasan terkait job order costing akan diberikan secara terpisah.
Image Sources: SPH