Budget pada merchandiser company berbeda dengan budgeting pada manufacturer company. Pada manufacturer company, perusahaan harus menyusun susunan biaya dari mulai direct material, direct labor, dan manufacturing overhead.

Pada perusahaan merchandiser, mereka hanya membeli finished goods dan menjual finished goods, sehingga mereka hanya akan membuat sales budget dan juga merchandise inventory budget. Pada bagian merchandise inventory budget, maka susunannya hanya akan dari procurement dan juga harus menginformasikan kepada bagian finance atas kemungkinan biaya yang akan keluar akibat dari pembelian material tersebut.

Mereka tidak akan ada juga production budget seperti yang ada pada perusahaan manufacturer karena mereka tidak memproduksi apapun. Jika ada perusahaan merchandiser yang memiliki brandnya sendiri, bukan berarti mereka memproduksi brand mereka, melainkan mereka membeli secara custom dari perusahaan manufacturer yang mereka pilih. Oleh karena itu jika diperhatikan, akan ada informasi perushaan yang memproduksi dan didistribusikan untuk siapa.

Lain halnya jika memang pembelian tersebut dilakukan dari supplier luar negri, maka budget juga harus ditambahkan biaya impor dan juga selisih kurs yang bisa saja muncul. Di dalam hal ini juga biasanya akan diinformasikan perusahaan luar negri yang memproduksi dan didistribusikan atau akan dicantumkan siapa distributor resmi yang ada di dalam negri tersebut.

Image Sources: SPH