MEMAHAMI AKUNTANSI BEBAN DARI PERSPEKTIF FILSAFAT
MEMAHAMI AKUNTANSI BEBAN DARI PERSPEKTIF FILSAFAT
Dalam kehidupan, kebutuhan didapatkan dengan pengorbanan. Sepeda motor driver ojek, diperolehnya dengan pengorbanan, mengeluarkan uang untuk membelinya. Driver ojek mengeluarkan uang untuk membeli bensin, membayar perawatan, mengganti suku cadang. Semua itu dilakukan untuk memperoleh penghasilan.
Supir angkot mengeluarkan uang untuk memperoleh angkot, Setiap hari dimanfaatkan untuk mencari penumpang. Untuk itu, angkot memerlukan bensin, perawatan, penggantian suku cadang. Semua itu dilakukan untuk memperoleh penghasilan.
Bengkel kayu, untuk mendapatkan bahan baku dibutuhkan pengorbanan, mengeluarkan uang untuk membayarnya. Kayu yang ada diolah untuk memenuhi pesanan, setelah jadi mengirimkannya ke pelanggan. Semua itu dilakukan untuk memperoleh penghasilan.
Di sebuah pabrik, nampak mesin-mesin, dulu dibeli dengan pengorbanan, mengeluarkan uang yang besar. Mesin dimanfaatkan untuk menghasilkan produk untuk memenuhi pesanan pelanggan atau dijual ke pasar. Mesin membutuhkan listrik, perawatan, penggantian suku cadang. Semua itu dilakukan agar perusahaan memperoleh penghasilan.
Dari uraian di atas, membeli bensin, membayar listrik, membayar perawatan, mengganti suku cadang, mengirimkan pesanan ke pelanggan, menurut Hansen Mowen disebut beban/expense. Beban adalah menurut Hansen Mowen :..Jika biaya telah dimanfaatkan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan kadaluwarsa (expire). Biaya yang kadaluwarsa disebut beban (expense).
Jadi Beban adalah biaya yg telah memberikan manfaat. Biaya yg belum dinikmati yg dapat memberikan manfaat di masa akan datang dikelompokkan sebagai aset. Setiap beban adalah biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban, contoh aset adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban. Beban itu sendiri terjadi karena dua sebab, pertama yang berasal dari cost yang sudah expired ( melampaui masanya ) dan yang kedua karena penggunaan maksudnya beban itu hadir kalau kita sudah melakukan pemakaian tertentu atau utilitas. Misalmya : penggunaan air (PAM), listrik (PLN ), telpon & speedy ( TELKOM), dan sebagainya.
Pengakuan Beban
Menurut Carter Usry, Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur.
Menurut Vernon Kam (1986) “Expenses are decreases in the value of assets or increases in the value of liabilities due to the using up of goods or services in the major or central operation of the entity.
Pengukuran Beban
Menurut Carter-Usry : “…Beban diukur dengan nilai penurunan dalam aset atau peningkatan dalam utang yang berkaitan dengan produksi atau penyerahan barang dan jasa. Beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan. Seringkali istilah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari beban (expense), tetapi beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba.
Penyajian Biaya
Menurut Bastian Bustami (2006) : Beban dimasukkan ke dalam Laba/Rugi, sebagai pengurang dari laba rugi.
Akuntansi Beban
Dalam akuntansi, antara biaya (cost ) dengan beban ( expense ) dibedakan pengertiannya karena dalam semua pembahasan akuntansi kedua istilah tersebut memang berbeda.
Menurut Carter Usry : Beban disajikan dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh (matching of costs with revenues).
Jadi berdasarkan uraian di atas, cost dan expense berbeda dalam akuntansi. Expense adalah pada saat biaya sudah habis terpakai. Disajikan dalam laporan laba rugi sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba
MY
Comments :