Cash Conversion Cycle (CCC) adalah indikator untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh Perusahaan untuk mengubah investasi dalam persediaan dan piutang menjadi kas Kembali.

Cash Conversion Cycle memiliki beberapa komponen yang dihitung dari 3 bagian utama:

  1. Days Inventory Outsanding (DIO) yaitu berapa rata-rata hari dari barang yang tersedia di gudang sebelum terjual.
  2. Days Sales Outstanding (DSO) yaitu berapa rata-rata hari yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menunggu pembayaran dari pelanggan setelah penjualan kredit.
  3. Days Payable Outstanding (DPO) yaitu berapa rata-rata hari yang dibutuhkan oleh Perusahaan untuk membayar utang kepada kreditur.

Rumus:

Cash Conversion Cycle (CCC) = DIO + DSO – DPO

Contoh

PT Sejahtera merupakan perusahaan yang menjual minuman kemasan. Selama satu tahun terakhir, perusahaan rata-rata menyimpan persediaan sebesar Rp180.000.000 untuk memenuhi permintaan pasar, dengan total HPP mencapai Rp900.000.000. Perusahaan juga memberikan kredit kepada pelanggan, sehingga piutang rata-rata tercatat Rp120.000.000 dari total penjualan tahunan Rp1.800.000.000. Di sisi lain, perusahaan membeli bahan baku secara kredit, dan rata-rata memiliki utang usaha sebesar Rp75.000.000 dari total pembelian Rp600.000.000.
Berdasarkan informasi tersebut, hitunglah berapa Cash Conversion Cycle (CCC) perusahaan.

  • Days Inventory Outstanding (DIO)

DIO = (180.000.000 / 900.000.000) × 365

DIO = 0,2 × 365 = 73 hari

  • Days Sales Outstanding (DSO)

DSO = (120.000.000 / 1.800.000.000) × 365

DSO = 0,0667 × 365 = 24,3 hari ≈ 24 hari

  • Days Payable Outstanding (DPO)

DPO = (75.000.000 / 600.000.000) × 365

DPO = 0,125 × 365 = 45,6 hari ≈ 46 hari

  • Cash Conversion Cycle (CCC)

CCC = 73 + 24 – 46 = 51 hari

PT Sejahtera Sentosa membutuhkan sekitar 51 hari sejak mengeluarkan uang untuk membeli bahan baku sampai mendapatkan kembali kas dari pelanggan.

Mengapa CCC sangat penting?

  1. Mengukur efisiensi operasional

CCC yang rendah berarti perusahaan cepat mengubah persediaan menjadi penjualan dan cepat menagih pelanggan. Ini menandakan kegiatan operasional perusahaan sehat.

  1. Mengatur kebutuhan kas dan arus kas

Perusahaan bisa memperkirakan kapan uang akan kembali, sehingga lebih mudah merencanakan kebutuhan kas, menghindari kekurangan dana, dan mengatur pembayaran ke kreditur.

  1. Menilai kemampuan perusahaan membayar kewajiban

CCC membantu melihat apakah perusahaan bisa memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa harus pinjam uang.

  1. Membandingkan kinerja dengan competitor

CCC bisa digunakan untuk membandingkan efisiensi bisnis dengan perusahaan sejenis. Semakin rendah biasanya semakin baik.

  1. Membantu pengambilan keputusan bisnis

CCC dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan mengenai persediaan, kebijakan kredit pelanggan, atau negosiasi tempo pembayaran ke kreditur.

Referensi: