Make or Buy Decision, Keputusan Sederhana Tapi Penting dalam Operasional
Dalam usaha untuk memperluas kapasitas operasional atau produksi, setiap perusahaan dihadapkan pada keputusan strategis yang mendasar: haruskah kita menyewa (lease) aset yang dibutuhkan, atau membelinya (buy) secara langsung? Keputusan lease or buy adalah salah satu area paling krusial dalam akuntansi manajerial, terutama dalam kerangka penganggaran modal (capital budgeting), karena ini menentukan struktur keuangan jangka panjang perusahaan, dampak pada neraca, dan total biaya kepemilikan. Lebih dari sekadar perbandingan harga, dilema ini menuntut analisis mendalam yang mempertimbangkan aspek pajak, nilai sisa aset (residual value), implikasi arus kas, serta biaya modal. Artikel ini akan mengupas tuntas metode yang digunakan manajer keuangan untuk menimbang keuntungan dan kerugian dari kedua opsi tersebut, memastikan pilihan yang dibuat benar-benar memberikan nilai optimal bagi perusahaan.
Analisa keputusan lease or buy melibatkan perbandingan antara biaya bersih setelah pajak dari menyewa (opsi lease) dengan biaya bersih setelah pajak dari membeli (opsi buy). Dalam opsi membeli, perusahaan harus menghitung total biaya kepemilikan, termasuk pembayaran awal, utang pinjaman, dan yang paling penting, manfaat pengurangan pajak (tax shield) yang diperoleh dari penyusutan (depreciation). Sementara itu, opsi menyewa biasanya membutuhkan pembayaran sewa berkala, tetapi memberikan manfaat fleksibilitas dan menghindari biaya pemeliharaan. Kunci analisis terletak pada membandingkan Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value – NPV) dari arus kas keluar di kedua skenario. Skenario buy akan melibatkan arus kas keluar di awal (pembelian) yang kemudian diimbangi oleh penghematan pajak dari depresiasi di masa depan. Sedangkan skenario lease melibatkan serangkaian pembayaran sewa yang didiskon. Manajer harus secara cermat mendiskon semua arus kas ini menggunakan biaya modal (cost of capital) yang relevan untuk menentukan opsi mana yang menghasilkan biaya NPV terendah, karena tujuan utamanya adalah meminimalkan total biaya pengadaan aset.
Keputusan antara lease dan buy pada akhirnya adalah keputusan capital budgeting yang kompleks, melampaui sekadar perbandingan arus kas. Meskipun analisis finansial yang cermat, yang membandingkan NPV dari biaya sewa versus biaya pembelian (termasuk manfaat pajak penyusutan), harus menjadi dasar utama, manajer juga harus mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif dan operasional. Menyewa memberikan fleksibilitas untuk upgrade aset dengan cepat dan menghindari risiko keusangan (obsolescence), sementara membeli memberikan kontrol penuh dan membangun ekuitas aset di neraca perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang berhasil adalah mereka yang tidak hanya memilih opsi dengan biaya finansial terendah, tetapi juga yang paling sesuai dengan kebutuhan strategis dan manajemen risiko mereka, memastikan
bahwa aset yang diperoleh dapat mendukung tujuan pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Comments :