Banyak organisasi selama ini menunda transformasi digital karena merasa kualitas data mereka belum ideal. Grant Thornton menemukan bahwa pendekatan seperti ini justru memperlambat profitabilitas. Transformasi data tidak harus dimulai dari kesempurnaan—yang dibutuhkan adalah fokus pada data yang relevan dengan proses prioritas.

Salah satu contoh dalam survei yang dilakukan Grant Thornton (2025) menunjukkan keberhasilan automasi pada proses cash receipts. Perusahaan tersebut tidak melakukan pembersihan data secara menyeluruh, melainkan hanya memperbaiki data yang berkaitan dengan proses yang akan diotomasi. Hasilnya, mereka berhasil menurunkan write-off sebesar 80% dan mempercepat rekonsiliasi tanpa investasi sistem besar.

Selain itu, cara perusahaan mengukur pengembalian teknologi juga mulai berubah. Jika dulu ROI hanya dilihat dari pengurangan biaya dan kecepatan penyelesaian proyek, kini indikator seperti perilaku pengguna, perubahan alur kerja, dan peningkatan kecepatan pengambilan keputusan menjadi lebih penting. Meski 63% responden masih menjadikan penghematan biaya sebagai tujuan utama, ada pergeseran menuju metrik yang lebih strategis dan jangka panjang.

Penerapan data dan teknologi secara bertahap memungkinkan perusahaan memperoleh manfaat nyata tanpa menunggu sistem atau database yang sempurna. Dengan mindset iteratif, proses bisnis dapat ditingkatkan secara cepat, terukur, dan berbiaya moderat.

Referensi:

  • Grant Thornton (2025, August 04). Make technology an engine for profitability. CPA. https://www.grantthornton.com/insights/survey-reports/advisory/2025/make-technology-an-engine-for-profitability