Pendidikan akuntansi saat ini menghadapi tantangan besar di tengah derasnya arus disrupsi teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Pergeseran ini tidak hanya menyangkut keterampilan teknis yang diajarkan, seperti pencatatan dan audit, tetapi juga menyangkut nilai-nilai dan cara berpikir yang perlu ditanamkan sejak mahasiswa. Dengan AI yang mampu mengambil alih pekerjaan rutin, akuntan masa depan dituntut untuk memiliki kemampuan analitis, penilaian profesional, kreativitas, serta sensitivitas etika yang kuat agar tetap relevan dan dihormati.

Jean Bouqout, Presiden International Federation of Accountants (IFAC), menekankan bahwa profesi akuntansi tetap memiliki peran kunci dalam menjaga kepercayaan publik. Landasan etika, menurutnya, harus mulai dibangun sejak di bangku universitas. Pendidikan akuntansi tidak boleh hanya menekankan keterampilan teknikal, tetapi juga harus memperkuat perspektif global, nilai-nilai profesional, serta sikap adaptif dalam menghadapi perubahan. Pandangan ini sejalan dengan inisiatif IFAC dan International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA) yang menyoroti pentingnya integrasi teknologi dengan etika dalam profesi akuntansi di era digital.

Tantangan lain terletak pada kurikulum pendidikan itu sendiri. Perguruan tinggi dituntut untuk memperbarui materi ajar, membekali mahasiswa dengan keterampilan data analytics, pemahaman teknologi audit, serta kemampuan menggunakan perangkat berbasis AI. Banyak universitas menekankan perlunya penggabungan keterampilan teknis dan etika secara integratif agar lulusan akuntansi siap menghadapi kompleksitas profesi di masa depan. Namun, tidak semua universitas memiliki sumber daya untuk melatih dosen dalam bidang AI atau menyediakan fasilitas pendukung seperti laboratorium data dan software khusus, sehingga kesenjangan kualitas lulusan antarperguruan tinggi masih menjadi persoalan nyata.

Di sisi lain, perkembangan AI telah mengubah lanskap industri akuntansi secara drastis. Banyak pekerjaan teknis seperti rekonsiliasi data dan audit rutin kini bisa diotomatisasi. Perusahaan audit global seperti KPMG sudah mulai menggunakan alat AI untuk menyelesaikan tugas-tugas audit dasar sehingga auditor dapat fokus pada area bernilai tambah seperti analisis risiko dan rekomendasi strategis. Fenomena ini membawa implikasi serius: lulusan akuntansi tidak bisa lagi hanya mengandalkan keterampilan tradisional, melainkan harus siap dengan kompetensi baru yang lebih strategis.

Selain penguasaan teknologi, pendidikan akuntansi juga ditantang untuk menanamkan budaya pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). Prof. Sidharta Utama dari IFAC menegaskan bahwa akuntan harus siap menghadapi tantangan yang tidak selalu bisa diprediksi. Kompetensi yang dibutuhkan hari ini bisa menjadi usang dalam beberapa tahun, sehingga mahasiswa perlu dibekali keterampilan belajar, kemampuan adaptasi, serta pola pikir kritis agar tetap relevan di masa depan. Di sisi lain, bahwa disrupsi teknologi telah berdampak nyata, termasuk maraknya PHK di industri audit, sehingga kurikulum akuntansi harus responsif terhadap perubahan tersebut.

Dari uraian ini terlihat bahwa pendidikan akuntansi tidak hanya dituntut menghasilkan lulusan yang ahli dalam angka, tetapi juga individu yang memiliki integritas, adaptabilitas, serta pemahaman mendalam tentang etika dan teknologi. Integrasi antara keterampilan teknis, penguasaan AI, dan nilai profesional menjadi kunci agar profesi akuntansi tetap relevan dan dipercaya. Jika tantangan ini direspons secara serius, pendidikan akuntansi justru memiliki peluang besar untuk melahirkan generasi akuntan yang berperan penting dalam menjaga kepercayaan publik sekaligus memimpin transformasi profesi di era digital.

 

Referensi

  • IFAC. (2023). Ethics, Technology, and the Professional Accountant in the Digital Age.
  • IFAC. (2023). AI’s Impact on Accountancy Education: A Student’s Perspective.
  • Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. (2025). Challenges of Accounting Education in the AI Era.
  • CFO.com. (2025). How KPMG is Using Clara AI to Revamp Their Audit Practice.