Bagi banyak pemilik usaha, laporan laba rugi sering menjadi fokus utama dalam menilai kinerja bisnis. Padahal, laba bersih yang terlihat bagus di atas kertas belum tentu menunjukkan kondisi keuangan yang sehat. Untuk melihat gambaran yang lebih nyata, perusahaan juga perlu memperhatikan laporan arus kas (cash flow statement).

Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menunjukkan pergerakan masuk dan keluarnya kas selama periode tertentu. Berbeda dengan laporan laba rugi yang berbasis akrual (pendapatan diakui meski belum menerima uang tunai), laporan arus kas benar-benar mencatat aliran kas yang terjadi.

Laporan arus kas biasanya dibagi menjadi tiga bagian:

1. Arus kas dari aktivitas operasi (operating activities) → kas dari kegiatan utama bisnis, seperti penerimaan dari pelanggan dan pembayaran ke pemasok.

2. Arus kas dari aktivitas investasi (investing activities) → kas yang digunakan untuk membeli/menjual aset, investasi, atau akuisisi.

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan (financing activities) → kas yang berasal dari pinjaman, penerbitan saham, atau pembayaran dividen.

Mengapa Arus Kas Penting?

1. Mengukur Kesehatan Likuiditas

2. Membedakan Laba (Earnings) dan Kas

3. Mendeteksi Risiko Kebangkrutan

4. Membantu Pengambilan Keputusan

Kesimpulan:

Laporan arus kas adalah alat penting untuk menilai kesehatan bisnis secara lebih akurat daripada hanya melihat laba. Earnings bisa memberi gambaran profitabilitas, tetapi arus kas menunjukkan apakah perusahaan benar-benar mampu bertahan dan tumbuh.

Bagi pemilik usaha maupun investor, kuncinya adalah tidak hanya melihat laba, tapi juga memeriksa arus kas. Dengan begitu, keputusan bisnis yang diambil akan lebih realistis dan berkelanjutan.

Referensi:

  • Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2020). Intermediate accounting (4th ed.). John Wiley & Sons.