Structured Database: Relevan atau Tidak Untuk Proses Akuntansi
Dalam era digital yang ditandai dengan lonjakan volume dan kompleksitas data, peran database menjadi sangat krusial dalam mendukung berbagai macam aktivitas bisnis, termasuk proses akuntansi. Selama beberapa dekade, structured database berbasis model relasional telah menjadi tulang punggung dalam penyimpanan dan pengolahan data akuntansi, karena kemampuannya menjaga konsistensi, integritas, dan akurasi informasi keuangan. Namun, seiring munculnya data dengan format lebih bervariasi contohnya seperti dokumen digital, email, maupun data transaksi non-tradisional yang muncul pertanyaan mendasar: apakah structured database masih relevan untuk memenuhi kebutuhan akuntansi modern, atau justru diperlukan pendekatan baru yang lebih fleksibel? Pertanyaan inilah yang menjadi dasar untuk meninjau kembali posisi structured database dalam lanskap sistem informasi akuntansi saat ini.
Structured database dalam konteks akuntansi digunakan untuk menyimpan data keuangan yang memiliki format tetap dan konsisten. Setiap transaksi dicatat dalam bentuk baris dan kolom pada tabel yang terorganisasi dengan jelas, sehingga memudahkan proses pencarian, pelaporan, maupun analisis. Misalnya, dalam pencatatan jurnal umum, setiap entri terdiri dari tanggal transaksi, nomor akun, nama akun, debit, dan kredit. Contoh lainnya dapat dilihat pada tabel piutang usaha, di mana terdapat kolom ID pelanggan, tanggal transaksi, jumlah tagihan, jumlah pembayaran, serta saldo. Data seperti itu cocok disimpan dalam structured database karena memiliki struktur yang stabil dan dapat mengikuti prinsip dasar akuntansi, yakni pencatatan ganda (double-entry bookkeeping). Dengan basis data yang terstruktur, akuntan dapat dengan mudah menghasilkan laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, maupun arus kas dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Meskipun kemunculan semi-structured dan unstructured database menawarkan fleksibilitas dalam mengelola data yang beragam, structured database tetap memiliki relevansi yang tinggi dalam dunia akuntansi. Hal ini disebabkan oleh sifat akuntansi yang menuntut kepastian, keteraturan, dan konsistensi dalam setiap pencatatan transaksi. Keakuratan laporan keuangan sangat bergantung pada struktur data yang baku agar sesuai dengan standar akuntansi dan regulasi yang berlaku. Oleh karena itu, structured database masih menjadi fondasi utama dalam sistem informasi akuntansi modern, meskipun penggunaannya kini sering dikombinasikan dengan teknologi lain untuk menangani data non-tradisional. Dengan demikian, structured database bukan hanya tetap relevan, tetapi juga berperan sebagai penjamin integritas data di tengah berkembangnya ekosistem data yang semakin kompleks.
Referensi:
- Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2018). Accounting information systems (14th ed.). Pearson.
- Sittig, D. F., & Singh, H. (2016). A socio-technical approach to preventing, mitigating, and recovering from database errors in health information systems. Journal of the American Medical Informatics Association, 23(6), 1116–1122. https://doi.org/10.1093/jamia/ocw022
Comments :