Kesenjangan Keterampilan di Profesi Akuntansi: Mengapa Adaptasi dan Pembelajaran Berkelanjutan Menjadi Kunci di 2025
Salah satu temuan penting dari Global Talent Trends 2025 adalah semakin lebarnya kesenjangan keterampilan (skills gap) di profesi akuntansi. Perubahan cepat dalam regulasi, perkembangan teknologi, dan tuntutan bisnis membuat banyak profesional merasa keterampilannya tidak lagi sepenuhnya relevan dengan kebutuhan pasar. Akibatnya, perusahaan harus menghadapi tantangan ganda: mempertahankan tenaga kerja berpengalaman sambil memastikan mereka mampu menguasai keterampilan baru yang dibutuhkan untuk mendukung transformasi bisnis.
Kesenjangan ini tidak hanya terjadi pada keterampilan teknis seperti penggunaan perangkat lunak akuntansi berbasis cloud, analitik data, atau pemahaman laporan keberlanjutan, tetapi juga pada keterampilan non-teknis. Kemampuan seperti berpikir strategis, memimpin tim lintas budaya, berkomunikasi efektif, dan memahami implikasi etis dari penggunaan teknologi kini menjadi kompetensi inti. Perusahaan yang gagal menginvestasikan sumber daya untuk pengembangan keterampilan tenaga kerjanya berisiko kehilangan daya saing dan menghadapi tingkat turnover yang tinggi.
Solusi yang direkomendasikan ACCA adalah menerapkan strategi pembelajaran berkelanjutan (continuous learning) yang terintegrasi dalam budaya perusahaan. Ini termasuk menyediakan akses ke pelatihan berbasis teknologi seperti e-learning, micro-credentials, dan sertifikasi profesional yang relevan. Selain itu, perusahaan diharapkan membangun jalur karir yang jelas, sehingga karyawan melihat peluang untuk berkembang seiring mereka mengasah keterampilan baru. Dengan pendekatan ini, kesenjangan keterampilan dapat dipersempit, dan organisasi akan lebih siap menghadapi tantangan di era disrupsi digital dan ekonomi yang dinamis.
Referensi:
- ACCA. (2025, May 12). Global Talent Trends 2025. https://www.accaglobal.com/gb/en/professional-insights/pro-accountants-the-future/global-talent-trends-2025.html
Comments :