Green bonds atau obligasi hijau adalah instrumen keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah, lembaga keuangan, perusahaan, dan pihak lain, dengan janji untuk membayar bunga dan pokok pinjaman sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Keistimewaan utama dari obligasi ini adalah bahwa dana yang diperoleh sepenuhnya dialokasikan untuk proyek-proyek yang memiliki manfaat terhadap lingkungan hidup. Menurut Tang dan Zhang (2020), obligasi hijau memainkan peran penting dalam mendukung proyek mitigasi perubahan iklim, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, efisiensi energi, pembangunan transportasi ramah lingkungan, serta pengendalian polusi. Untuk mendukung pertumbuhan instrumen ini, pemerintah di berbagai negara, termasuk Tiongkok melalui National Development and Reform Commission, telah mengeluarkan kebijakan yang memberikan insentif berupa penurunan biaya pendanaan bagi perusahaan yang menerbitkan green bonds (Wang et al., 2022).

Salah satu keunggulan utama dari green bonds dibandingkan obligasi konvensional adalah adanya transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana. Penerbit wajib memberikan laporan kepada investor mengenai rencana penggunaan dana sebelum penerbitan, dan setelah penerbitan dilakukan, laporan berkala juga wajib disampaikan untuk menunjukkan bahwa dana tersebut benar-benar digunakan untuk proyek yang memberikan dampak ekologis. Green bonds telah digunakan untuk membiayai berbagai proyek seperti pembangunan energi terbarukan, pengembangan pertanian berkelanjutan, efisiensi energi di sektor industri dan perumahan, serta pembangunan sistem pengolahan air bersih. Oleh karena itu, keberadaan green bonds tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi investor, tetapi juga mendukung agenda pembangunan berkelanjutan dan target netral karbon secara global.

Perkembangan green bonds di pasar global mengalami pertumbuhan eksponensial. Meski green bond pertama diterbitkan pada 2007, pertumbuhan pasar yang signifikan baru dimulai sekitar 2013 dan terus meningkat hingga saat ini. Total nilai pasar global green bonds diperkirakan telah mencapai EUR 1 triliun pada tahun 2021. Namun, jika dibandingkan dengan keseluruhan pasar obligasi global, proporsinya masih kecil. Ini menandakan bahwa potensi pengembangan green bonds masih sangat besar. Bahkan, sebelum pasar green bonds benar-benar berkembang pesat, akademisi seperti Bauer dan Hann (2010) sudah melakukan kajian yang menunjukkan bahwa perusahaan yang menunjukkan kepedulian tinggi terhadap lingkungan biasanya memiliki biaya pendanaan utang yang lebih rendah dan rating kredit yang lebih baik. Dengan demikian, green bonds bisa menjadi jalur strategis untuk menurunkan biaya pembiayaan sekaligus mendorong praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

 

Referensi:

Tang, D. Y., & Zhang, Y. (2020). Do shareholders benefit from green bonds?. Journal of Corporate Finance, 61, 101427. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2018.12.001 \

Wang, T., Liu, X., & Wang, H. (2022). Green bonds, financing constraints, and green innovation. Journal of Cleaner Production, 381 (1), 135134. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2022.135134

Bauer, R. and Hann, D. (2010) Corporate Environmental Management and Credit Risk. Maastricht University, 1-44. http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1660470