Dalam praktik audit sistem informasi, pendekatan black-box auditing sering digunakan sebagai metode awal untuk menilai integritas dan keandalan sistem tanpa harus melihat langsung ke dalam logika program yang berjalan. Pendekatan ini dikenal juga sebagai auditing around the computer, yang berarti auditor melakukan evaluasi dengan hanya memperhatikan data yang masuk (input) dan hasil yang keluar (output), tanpa menganalisis proses internal yang terjadi di antara keduanya. Auditor menggunakan alat bantu seperti flowchart, wawancara dengan pengguna sistem, serta dokumentasi prosedur untuk memahami bagaimana sistem bekerja secara fungsional dari luar.

Keunggulan utama dari black-box auditing terletak pada kesederhanaannya dan kemampuannya untuk dilakukan tanpa mengganggu operasional sistem. Hal ini dikarenakan auditor tidak perlu mengakses atau memahami kode program secara teknis sehingga pendekatan ini sangat cocok untuk sistem yang sederhana atau memiliki tingkat risiko rendah. Namun, metode ini memiliki keterbatasan yang signifikan. Karena hanya menilai berdasarkan hasil akhir, black-box audit tidak mampu mendeteksi adanya kesalahan logika internal, kelemahan dalam pengendalian proses, atau manipulasi data yang terjadi selama pemrosesan.

Dengan demikian, black-box auditing bisa menjadi solusi cepat dan efisien untuk memperoleh pemahaman umum tentang performa sistem, tetapi untuk audit yang lebih mendalam dan akurat, diperlukan pendekatan lain yang mampu menelusuri proses sistem secara lebih detail.

Referensi:

  • James A. Hall (2016). Information Technology Auditing. Mason, Ohio: Cengage Learning.