Apa itu Absorption Costing?
Absorption costing merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengalokasikan biaya produksi ke produk. Absorption costing meliputi semua biaya langsung dan tidak langsung yang terkait dengan pembuatan suatu produk. Biaya langsung serta overhead tetap dan variabel. Salah satu aspek utama dari absorption costing adalah metode ini mencakup seluruh biaya produksi, hal tersebut memungkinkan produsen untuk menentukan harga produk yang memastikan semua biaya manufaktur terpenuhi. Absorption costing juga dikenal sebagai full costing. Namun, absorption costing tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa juga dapat melakukan perhitungan Absorption Costing.
Contoh pada usaha Jasa Titip:
Misalnya, Mbak Jastip pergi ke Jepang buat beli tas yang dititip pelanggan. Dia punya beberapa biaya:
1. Biaya langsung (Direct Cost)
a. Harga tas: Rp2.000.000
2. Biaya tidak langsung (Indirect Cost) (yang harus “diserap” ke harga tas)
a. Tiket pesawat: Rp5.000.000
b. Hotel 3 malam: Rp3.000.000
c. Transportasi lokal: Rp1.000.000
d. Makan: Rp1.500.000
Total biaya perjalanan: Rp10.500.000
Misalnya, selama di Jepang, dia beli 20 barang untuk pelanggan, termasuk tas tadi.
Jadi, tiap barang harus menyerap sebagian biaya perjalanan: Rp10.500.000 รท 20 = Rp525.000 per barang
Maka, total biaya tas = harga tas + biaya terserap Rp2.000.000 + Rp525.000 = Rp2.525.000
Jadi, kalau Mbak Jastip akan untung, jika ia jual tas lebih dari Rp2.525.000.
Referensi:
- Datar, S. M., & Rajan, M. V. (2020). Horngren’s Cost Accounting, Enhanced, Global Edition (17th ed.). Pearson International Content. https://bookshelf.vitalsource.com/books/9781292363165
- Corporate Finance Institute. (n.d.). Absorption costing. Corporate Finance Institute. https://corporatefinanceinstitute.com/resources/accounting/absorption-costing-guide/
Comments :