Electronic whistleblowing (EWB) adalah sistem pelaporan kecurangan berbasis teknologi digital yang memberikan solusi inovatif dalam upaya mendeteksi dan mencegah kecurangan di berbagai organisasi. Sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mendukung budaya transparansi dan akuntabilitas (Walle, 2020). Beberapa keunggulan EWB dibandingkan whistleblower konvensional adalah sebagai berikut:

  1. Anonimitas Terjamin
    Salah satu hambatan utama dalam pelaporan kecurangan adalah rasa takut terhadap pembalasan. EWB menyediakan mekanisme pelaporan yang menjamin anonimitas, sehingga identitas pelapor dilindungi. Hal ini mendorong lebih banyak individu untuk melaporkan tindakan tidak etis tanpa rasa takut. Perlindungan terhadap anonimitas pelapor dapat meningkatkan jumlah laporan yang menunjukkan bahwa keamanan pelapor sangat berpengaruh pada efektivitas sistem whistleblowing (Ugaddan & Park, 2018).
  1. Aksesibilitas yang Lebih Baik
    Dengan teknologi berbasis digital, pelaporan kecurangan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja melalui perangkat seperti komputer atau smartphone. Hal ini memudahkan pelapor, terutama di organisasi dengan lokasi geografis yang tersebar luas. Organisasi yang mengimplementasikan EWB melaporkan peningkatan pelaporan kasus karena kemudahan akses yang diberikan oleh platform digital.
  1. Efisiensi dalam Penanganan Laporan
    Laporan yang diterima melalui EWB diproses secara real-time, memungkinkan tim investigasi untuk segera menindaklanjuti. Sistem ini juga dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak analisis data untuk mengidentifikasi pola atau anomali yang menunjukkan potensi kecurangan. Hal ini membuat waktu penyelesaian investigasi berkurang dibandingkan metode konvensional.
  1. Dokumentasi dan Pelacakan yang Terstruktur
    Setiap laporan yang masuk melalui EWB tercatat secara sistematis, mencakup tanggal, jenis pelanggaran, dan bukti pendukung. Hal ini mempermudah analisis dan pelacakan, serta memberikan rekam jejak yang transparan untuk audit internal. Dokumentasi ini sangat membantu dalam menganalisis tren atau modus operandi kecurangan.

Referensi

  • Ugaddan, R. G., & Park, S. M. (2018). Do Trustful Leadership, Organizational Justice, and Motivation Influence Whistle-Blowing Intention? Evidence From Federal Employees. Public Personnel Management, 48(1), 56–81. https://doi.org/10.1177/0091026018783009
  • Walle, Y. M. (2020). The impact of digital government on whistleblowing and whistle-blower protection: Explanatory study. Journal of Information Technology Management, 12(1), 1–26. https://doi.org/10.22059/JITM.2019.291003.2409

BLH