Transfer pricing terjadi ketika satu divisi menjual barang, jasa, atau aset kepada divisi lain dalam perusahaan. Transfer pricing hanya terjadi antara parent atau induk perusahaan dengan subsidiary (anak perusahaan), subsidiary to parent, atau subsidiary to subsidiary.

Mengapa transfer pricing perlu di dalam perusahaan:

  1. Pengalokasian Sumber Daya yang Efisien memastikan bahwa divisi yang berbeda beroperasi dengan efisiensi dan saling mendukung.
  2. Menentukan kinerja setiap divisi berdasarkan keuntungan yang dihasilkan baik dari customer dari luar maupun customer dari hasil transfer pricing.
  3. Meningkatkan kerja sama antar divisi dengan menjamin harga transaksi yang adil dan terbuka.

Ada tiga pendekatan dalam transfer pricing:

  1. Market value atau pada harga pasar. Ketika perusahaan melakukan transfer pricing dengan menggunakan harga pasar, biasanya dikarenakan kurangnya stock yang ada pada divisi penjual, sehingga mau tidak mau bahwa harga yang dipakai adalah harga pasar. Pada pendekatan ini, divisi pembeli dirugikan karena seolah-olah seperti orang luar. Jika divisi pembeli dapat membeli barang dari outside supplier atau ventor dari luar, maka akan sangat disarankan.
  2. Cost value. Pendekatan transfer pricing berdasarkan dari biaya produksi karena biasanya perusahaan parent menentukan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat mendapatkan profit dari penjualan ke internal perusahaan atau group. Dengan adanya pendekatan tersebut, maka perusahaan yang menjadi divisi penjual harus bisa menjual lebih banyak ke customer luar. Namun akan jadi tantangan yang sangat berbeda jika customer yang dipunya hanyalah customer dari satu parent tersebut. Sebagai akuntan kita harus hati-hati jika kita menjual barang dengan menggunakan transfer pricing berdasarkan dari cost value ke parent atau subsidiary tapi kita menuntut adanya profit, maka bisa akuntan tersebut yang dipecat. Seharusnya sebagai akuntan tau bahwa memang perusahaan tersebut tidak bisa profit akibat menyokong perusahaan lainnya.
  3. Harga transfer price berdasarkan perundingan antara divisi. Pada bagian ini, masing-masing manajer memberikan fleksibilitas dan kemungkinan terjadinya konflik bisa besar karena masing-masing manajer memiliki conflict of interest atau targetnya sendiri.
    Manfaat Transfer Pricing paling utama adalah untuk menjaga ketersediaan dan kualitas sumberdaya atau bahan baku dari produksi tersebut. Selain itu juga dapat menjaga efisiensi harga karena pada bagian negosiasi dan cost, maka harga akan bisa lebih rendah dari vendor biasanya.

Reference:

Ray H. Garrison, Eric Noreen, Peter Brewer, Cheng Nam Seng, Katherine Yuen (2015). Managerial Accounting An Asian Perspective. Singapore: McGraw-Hill.