Materialitas adalah salah satu konsep fundamental dalam audit keuangan. Materialitas
membantu auditor menentukan sejauh mana informasi atau kesalahan dalam laporan
keuangan memengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan. Dengan
menggunakan strategi dan pendekatan yang tepat, auditor dapat memastikan bahwa
hasil audit mencerminkan kualitas dan relevansi laporan keuangan. Artikel ini akan
membahas pentingnya materialitas, bagaimana materialitas diterapkan dalam audit,
strategi penentuan, serta tantangan yang mungkin dihadapi oleh auditor.

Pengertian Materialitas dalam Audit Keuangan

Materialitas didefinisikan sebagai tingkat kesalahan atau kelalaian dalam laporan
keuangan yang dapat memengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan. Menurut
standar auditing internasional seperti ISA 320, auditor harus mempertimbangkan
materialitas baik pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan maupun untuk
transaksi atau akun tertentu.

Konsep materialitas bersifat subjektif, bergantung pada konteks laporan keuangan dan
kebutuhan pengguna. Sebagai contoh, nilai kesalahan yang dianggap material bagi
perusahaan kecil mungkin tidak signifikan bagi perusahaan besar.

Pentingnya Materialitas dalam Audit

  1. Mengoptimalkan Sumber Daya Audit
    Materialitas memungkinkan auditor memfokuskan perhatian pada area yang
    paling penting, sehingga penggunaan sumber daya menjadi lebih efisien. Auditor
    tidak perlu menguji semua transaksi, tetapi cukup fokus pada transaksi yang
    material.
  2. Menjamin Relevansi Laporan Keuangan
    Dengan menilai materialitas, auditor membantu memastikan bahwa laporan
    keuangan menyajikan informasi yang relevan bagi pengambilan keputusan oleh
    pengguna, seperti investor, kreditur, atau regulator.
  3. Mencegah Kesalahan yang SignifikanMaterialitas digunakan untuk menentukan ambang batas kesalahan yang dapat
    diterima. Jika laporan keuangan melebihi ambang batas ini, pengguna laporan
    keuangan dapat dirugikan.
  4. Meningkatkan Kualitas Opini Audit
    Dengan mempertimbangkan materialitas, auditor dapat memberikan opini yang
    lebih berkualitas dan dapat diandalkan, sesuai dengan kondisi keuangan
    perusahaan.

Strategi Penentuan Materialitas

Penentuan materialitas melibatkan beberapa langkah dan pendekatan:

  1. Menentukan Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
    Auditor biasanya menetapkan nilai materialitas awal berdasarkan faktor
    kuantitatif, seperti persentase dari:
    o Pendapatan: 0,5%-1%.
    o Laba bersih: 5%-10%.
    o Total aset: 1%-2%.

Pendekatan kuantitatif ini memberikan dasar awal yang objektif untuk penilaian.

2. Mempertimbangkan Faktor Kualitatif
Selain angka, auditor harus mempertimbangkan faktor kualitatif yang dapat
memengaruhi materialitas, seperti:
o Dampak kesalahan pada kepatuhan terhadap peraturan.
o Transaksi terkait pihak berelasi.
o Potensi kerugian reputasi perusahaan.
3. Materialitas pada Tingkat Akun atau Transaksi
Setelah menetapkan materialitas laporan keuangan secara keseluruhan, auditor
menentukan materialitas kinerja (performance materiality) untuk akun atau
transaksi tertentu yang dianggap lebih berisiko.
4. Menggunakan Materialitas dalam Prosedur Audit
Materialitas digunakan untuk menentukan sifat, waktu, dan luas prosedur audit.
Auditor akan fokus pada area yang memiliki potensi kesalahan material yang
lebih tinggi, seperti akun yang kompleks atau area yang memiliki pengendalian
internal yang lemah.

Pendekatan dalam Audit Berbasis Risiko
Pendekatan berbasis risiko (risk-based approach) menjadi kunci dalam penerapan
materialitas. Auditor memulai dengan menilai risiko salah saji material pada tingkat
laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Beberapa langkah utama meliputi:

  1. Identifikasi Risiko Material
    Auditor mengidentifikasi akun atau area yang rentan terhadap salah saji material,
    seperti pendapatan, goodwill, atau utang jangka panjang.
  2. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal
    Auditor mengevaluasi efektivitas pengendalian internal perusahaan dalam
    mencegah atau mendeteksi kesalahan material.
  3. Menyesuaikan Prosedur Audit
    Berdasarkan penilaian risiko, auditor menyesuaikan prosedur audit, seperti
    meningkatkan pengujian substantif atau melakukan konfirmasi pihak ketiga.

Tantangan dalam Penerapan Materialitas

  1. Subjektivitas dalam Penilaian
    Penentuan materialitas sering kali melibatkan pertimbangan subjektif, yang dapat
    berbeda antar auditor atau situasi. Hal ini dapat menimbulkan
    ketidakkonsistenan.
  2. Perubahan Selama Audit
    Selama proses audit, materialitas dapat berubah karena adanya informasi baru
    atau perubahan dalam kondisi perusahaan. Auditor harus mampu menyesuaikan
    pendekatan mereka sesuai kebutuhan.
  3. Teknologi dan Data yang Kompleks
    Dengan meningkatnya volume dan kompleksitas data keuangan, auditor harus
    menggunakan teknologi seperti data analytics untuk menilai materialitas secara
    lebih efektif.
  4. Ekspektasi Pengguna Laporan Keuangan
    Pemangku kepentingan memiliki ekspektasi tinggi terhadap transparansi dan
    keandalan laporan keuangan, sehingga auditor harus memastikan bahwa
    penerapan materialitas mencerminkan kebutuhan mereka.

Manfaat Penerapan Materialitas yang Efektif

  1. Bagi Auditor
    Materialitas membantu auditor mengelola waktu dan sumber daya dengan lebih
    efisien, sekaligus memberikan opini audit yang lebih akurat dan berkualitas.
  2. Bagi Perusahaan
    Dengan fokus pada materialitas, perusahaan dapat mengidentifikasi dan
    memperbaiki area yang berisiko tinggi, meningkatkan kualitas laporan keuangan.
  3. Bagi Pemangku Kepentingan
    Penerapan materialitas yang tepat memberikan kepercayaan kepada pengguna
    laporan keuangan bahwa informasi yang disajikan relevan dan andal.

Referensi:

  • American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). (2018). Audit and
    accounting guide: Audits of employee benefit plans.
    AICPA. https://www.aicpa.org/research/standards/auditattest/audit-and-
    accounting-guide-audits-of-employee-benefit-plans.html
  • DeAngelo, L. E. (1981). Auditor size and audit quality. Journal of Accounting and
    Economics, 3(3), 183-199. https://doi.org/10.1016/0165-4101(81)90002-1
  • International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB).
    (2018). International Standard on Auditing 320: Materiality in planning and
    performing an audit.
    IAASB. https://www.ifac.org/system/files/publications/files/ISA-320-2018.pdf
  • KPMG. (2020). Materiality in financial statements: A guide for auditors.
    KPMG. https://home.kpmg/xx/en/home/insights/2020/01/materiality-in-financial-
    statements.html
  • Messier, W. F., Glover, S. M., & Prawitt, D. F. (2018). Auditing and assurance
    services (10th ed.). Pearson.