Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks, risiko fraud menjadi salah satu tantangan
utama yang dihadapi oleh organisasi. Fraud dapat merugikan perusahaan secara
signifikan, baik dari segi finansial maupun reputasi. Oleh karena itu, penting bagi
perusahaan untuk mengelola risiko fraud dengan efektif. Salah satu pendekatan yang
dapat diambil adalah melalui kolaborasi antara auditor internal dan eksternal.
Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan efektivitas pengendalian internal, tetapi juga
memperkuat upaya deteksi dan pencegahan fraud.

Auditor internal memiliki pemahaman yang mendalam tentang operasi dan risiko yang
dihadapi oleh organisasi. Mereka bertanggung jawab untuk menilai efektivitas
pengendalian internal dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan. Di sisi lain,
auditor eksternal memiliki perspektif yang lebih luas dan independen, serta bertugas
untuk memberikan opini tentang laporan keuangan perusahaan. Dengan
menggabungkan keahlian dan perspektif kedua jenis auditor ini, perusahaan dapat
menciptakan pendekatan yang lebih komprehensif dalam mengelola risiko fraud
(Kranacher, Riley, & Wells, 2011).

Salah satu manfaat utama dari kolaborasi antara auditor internal dan eksternal adalah
peningkatan komunikasi dan pertukaran informasi. Auditor internal dapat memberikan
wawasan tentang area yang berisiko tinggi dan potensi kelemahan dalam pengendalian
internal. Informasi ini sangat berharga bagi auditor eksternal dalam merencanakan
prosedur audit mereka. Sebaliknya, auditor eksternal dapat memberikan umpan balik
yang konstruktif kepada auditor internal mengenai temuan audit mereka, yang dapat
membantu auditor internal dalam meningkatkan efektivitas pengendalian internal
(Wells, 2014).

Kolaborasi ini juga memungkinkan auditor untuk melakukan analisis risiko yang lebih
mendalam. Dengan bekerja sama, auditor internal dan eksternal dapat mengidentifikasi
dan mengevaluasi risiko fraud dari berbagai sudut pandang. Misalnya, auditor internal
dapat memberikan informasi tentang pola perilaku karyawan yang mencurigakan,
sementara auditor eksternal dapat menganalisis data keuangan untuk mengidentifikasi                                              anomali yang mungkin menunjukkan adanya fraud. Dengan pendekatan yang lebih
holistik ini, perusahaan dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk
mendeteksi dan mencegah fraud (Kokina & Davenport, 2017).

Selain itu, kolaborasi antara auditor internal dan eksternal juga dapat meningkatkan
kesadaran akan risiko fraud di seluruh organisasi. Dengan melibatkan kedua pihak
dalam pelatihan dan program kesadaran, perusahaan dapat memastikan bahwa semua
karyawan memahami pentingnya pengendalian internal dan peran mereka dalam
mencegah fraud. Ini menciptakan budaya organisasi yang lebih kuat dalam hal etika
dan kepatuhan, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko fraud (AICPA, 2014).
Namun, meskipun kolaborasi ini memiliki banyak manfaat, ada juga tantangan yang
perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah perbedaan dalam tujuan dan
pendekatan antara auditor internal dan eksternal. Auditor internal mungkin lebih fokus
pada perbaikan proses dan pengendalian, sementara auditor eksternal lebih fokus pada
kepatuhan dan opini laporan keuangan. Oleh karena itu, penting bagi kedua pihak
untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab masing-
masing, serta untuk berkomunikasi secara terbuka tentang tujuan dan harapan mereka
(IAASB, 2015).

Secara keseluruhan, kolaborasi antara auditor internal dan eksternal merupakan
strategi yang efektif dalam mengelola risiko fraud. Dengan meningkatkan komunikasi,
melakukan analisis risiko yang lebih mendalam, dan menciptakan kesadaran akan
risiko fraud di seluruh organisasi, perusahaan dapat memperkuat upaya mereka dalam
mendeteksi dan mencegah fraud. Meskipun ada tantangan yang perlu diatasi, manfaat
dari kolaborasi ini jauh lebih besar, dan dapat membantu perusahaan untuk mencapai
tujuan mereka dengan lebih efektif.

Referensi:

  • AICPA. (2014). Audit risk alert: Industry developments. American Institute of
    Certified Public Accountants. https://www.aicpa.org
  • IAASB. (2015). International standard on auditing 315: Identifying and assessing
    the risks of material misstatement through understanding the entity and its
    environment. International Auditing and Assurance Standards
    Board. https://www.iaasb.org
  • Kokina, J., & Davenport, T. H. (2017). The emergence of artificial intelligence:                                                How automation is changing the accounting profession. Journal of Emerging                                         Technologies in Accounting, 14(1), 115-122. https://doi.org/10.2308/jeta-10412
  • Kranacher, M. J., Riley, R. A., & Wells, J. T. (2011). Forensic accounting and                                                    fraud examination. John Wiley & Sons.
  • Wells, J. T. (2014). Principles of fraud examination. John Wiley & Sons.