Membangun Hubungan Positif antara Auditor Internal dan Manajemen
Hubungan antara auditor internal dan manajemen merupakan elemen kunci dalam
keberhasilan fungsi audit internal dan tata kelola perusahaan yang baik. Hubungan
yang positif dapat meningkatkan efektivitas audit, memperkuat pengendalian internal,
dan mendukung pencapaian tujuan organisasi. Namun, membangun hubungan yang
konstruktif ini tidak selalu mudah, terutama mengingat perbedaan peran dan perspektif
antara auditor internal dan manajemen. Oleh karena itu, penting untuk memahami
faktor-faktor yang dapat memperkuat hubungan ini dan strategi yang dapat diterapkan
untuk mencapainya.
Salah satu langkah awal dalam membangun hubungan positif adalah dengan
meningkatkan komunikasi antara auditor internal dan manajemen. Komunikasi yang
terbuka dan transparan memungkinkan kedua belah pihak untuk saling memahami
harapan, kekhawatiran, dan tujuan masing-masing. Auditor internal perlu menjelaskan
peran dan tanggung jawab mereka dengan jelas kepada manajemen, serta bagaimana
audit dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi. Sebaliknya, manajemen juga
harus memberikan umpan balik yang konstruktif kepada auditor mengenai temuan audit
dan rekomendasi yang diberikan. Dengan komunikasi yang baik, kedua belah pihak
dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Selain itu, auditor internal harus berusaha untuk memahami konteks bisnis dan
tantangan yang dihadapi oleh manajemen. Dengan memahami lingkungan operasional
dan strategi perusahaan, auditor dapat memberikan rekomendasi yang lebih relevan
dan praktis. Hal ini juga menunjukkan bahwa auditor internal tidak hanya berfokus pada
kepatuhan dan kontrol, tetapi juga berkomitmen untuk mendukung pencapaian tujuan
bisnis. Dengan demikian, auditor internal dapat berfungsi sebagai mitra strategis bagi
manajemen, bukan hanya sebagai pengawas.
Pentingnya membangun kepercayaan juga tidak dapat diabaikan dalam hubungan
antara auditor internal dan manajemen. Kepercayaan dapat dibangun melalui
konsistensi, integritas, dan profesionalisme dalam setiap interaksi. Auditor internal
harus menunjukkan bahwa mereka dapat diandalkan dan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mereka. Ini termasuk menjaga kerahasiaan
informasi yang diperoleh selama proses audit dan bertindak secara etis dalam semua
situasi. Ketika manajemen merasa percaya pada auditor internal, mereka akan lebih
terbuka untuk menerima masukan dan rekomendasi yang diberikan.
Selain itu, auditor internal perlu menunjukkan sikap proaktif dalam memberikan nilai
tambah kepada manajemen. Ini dapat dilakukan dengan cara memberikan wawasan
yang lebih dalam tentang risiko dan peluang yang dihadapi perusahaan. Misalnya,
auditor dapat melakukan analisis data untuk mengidentifikasi tren yang dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk mitigasi risiko.
Dengan cara ini, auditor internal tidak hanya berfungsi sebagai pengawas, tetapi juga
sebagai sumber informasi yang berharga bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan.
Pelatihan dan pengembangan profesional juga merupakan aspek penting dalam
membangun hubungan positif. Auditor internal harus terus meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan mereka agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada
organisasi. Manajemen juga harus mendukung pengembangan profesional auditor
dengan menyediakan sumber daya dan kesempatan untuk pelatihan. Dengan
meningkatkan kompetensi auditor, manajemen akan lebih menghargai kontribusi yang
diberikan oleh auditor internal.
Dalam konteks regulasi, banyak badan pengawas mendorong perusahaan untuk
memperkuat hubungan antara auditor internal dan manajemen. Misalnya, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) di Indonesia mengeluarkan pedoman yang menekankan pentingnya
kolaborasi antara auditor internal dan manajemen dalam mencapai tujuan tata kelola
perusahaan yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang positif tidak hanya
bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga merupakan tuntutan dari regulator untuk
memastikan transparansi dan akuntabilitas.
Akhirnya, evaluasi dan umpan balik yang berkelanjutan juga penting dalam
membangun hubungan positif. Auditor internal dan manajemen harus secara rutin
mengevaluasi efektivitas kolaborasi mereka dan mencari cara untuk meningkatkan
hubungan tersebut. Ini dapat dilakukan melalui pertemuan rutin, survei kepuasan, atau
diskusi terbuka tentang tantangan yang dihadapi. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, kedua belah pihak dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan
merumuskan strategi untuk meningkatkan kerja sama.
Secara keseluruhan, membangun hubungan positif antara auditor internal dan
manajemen adalah proses yang memerlukan komitmen dan upaya dari kedua belah
pihak. Dengan meningkatkan komunikasi, membangun kepercayaan, menunjukkan
sikap proaktif, dan mendukung pengembangan profesional, auditor internal dapat
berfungsi sebagai mitra strategis yang berharga bagi manajemen. Hubungan yang
konstruktif ini tidak hanya meningkatkan efektivitas audit, tetapi juga mendukung
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
Referensi:
- Arena, M., & Azzone, G. (2009). Identifying organizational drivers of internal audit
effectiveness. International Journal of Auditing, 13(3), 1-
20. https://doi.org/10.1111/j.1099-1123.2009.00401.x - Cohen, A., & Sayag, G. (2010). The effectiveness of internal auditing: The
influence of internal audit quality and the role of the audit committee. Journal of
Accounting, Auditing & Finance, 25(4), 701-
728. https://doi.org/10.1177/0148558X1002500405 - Institute of Internal Auditors (IIA). (2017). International standards for the
professional practice of internal auditing.
IIA. https://na.theiia.org/standards/Pages/Standards.aspx - Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2016). Peraturan OJK No. 56/POJK.04/2015
tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan fungsi audit internal.
OJK. https://www.ojk.go.id - Sarens, G., & De Beelde, I. (2006). The relationship between internal audit and
external audit: A review of the literature. International Journal of Auditing, 10(1),
1-20. https://doi.org/10.1111/j.1099-1123.2006.00001.x - Spira, L. F., & Page, M. (2003). Risk management: The reinvention of internal
control and the changing role of internal audit. Accounting, Auditing &
Accountability Journal, 16(4), 640-661. https://doi.org/10.1108/09513570310492363 - Vinten, G. (2001). The role of internal audit in corporate governance. Managerial
Auditing Journal, 16(3), 140-145. https://doi.org/10.1108/02686900110386863
Comments :