Tidak hanya risiko pasar dan risiko inflasi. Masih terdapat dua risiko lainnya yang harus diwaspadai oleh seorang investor, yaitu risiko likuiditas dan risiko kredit.

Pertama, risiko likuiditas. Risiko ini menyatakan bahwa adanya kemungkinan seseorang sulit untuk menjual atau menguangkan investasi yang dimilikinya. Hal ini terjadi dapat disebabkan rendahnya peminat atau pembeli dari barang tersebut. Misalnya, untuk saham-saham dengan nilai 50 rupiah akan menyebabkan orang untuk menjual saham yang dimilikinya.

Terakhir, dapat juga risiko kredit atau risiko gagal bayar. Risiko ini menyatakan bahwa orang / pihak yang berhutang ke kita mengalami kesulitan keuangan sehingga sulit untuk membayar kita. Hal ini menyebabkan kerugian bagi kita, karena seharusnya kita dinyatakan dapat menerima keuntungan / pendapatan dari pihak tersebut. Namun nyatanya gagal.

Referensi:

  • Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2021). Investments (12th ed.). McGraw-Hill Education.
  • Malkiel, B. G. (2020). A random walk down Wall Street: The time-tested strategy for successful investing (13th ed.). W. W. Norton & Company.
  • Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2020). Investment analysis and portfolio management (11th ed.). Cengage Learning.
  • Graham, B., & Zweig, J. (2006). The intelligent investor: The definitive book on value investing (Rev. ed.). HarperBusiness.
  • Fabozzi, F. J., & Peterson, P. P. (2021). Financial management and analysis (3rd ed.). Wiley.
  • Siegel, J. J. (2014). Stocks for the long run: The definitive guide to financial market returns and long-term investment strategies (5th ed.). McGraw-Hill Education.
  • Damodaran, A. (2021). The dark side of valuation: Valuing young, distressed, and complex businesses (3rd ed.). FT Press.
  • CFA Institute. (2020). CFA Program curriculum (Level I-III). CFA Institute.