Saat ini terdapat banyak bentuk inovasi teknologi keuangan, terdapat dua inovasi yang sedang populer yaitu crowdfunding dan peer-to-peer lending. Keduanya sering kali dianggap sama namun, crowdfunding dan peer-to-peer lending memiliki perbedaan yang mendasar dalam cara kerja, tujuan, serta risiko yang dihadapi.

Secara Definisi dan Cara Kerja

Crowdfunding merupakan proses penggalangan dana dari banyak individu untuk mendukung proyek tertentu, seperti usaha kreatif, sosial, atau bisnis startup. Penggalangan dana dapat menyumbang tanpa mengharapkan imbal hasil finansial langsung atau dengan imbalan berbasis proyek, seperti produk atau dividen saham (jika equity crowdfunding). Sedangkan P2P Lending merupakan Sebuah platform menghubungkan pemberi pinjaman (lender) dengan peminjam (borrower), biasanya untuk mendanai usaha kecil atau keperluan pribadi. Pemberi pinjaman mendapatkan imbal hasil berupa bunga tetap yang telah disepakati di awal.

Untuk Regulasi

Di Indonesia, crowdfunding belum memiliki regulasi khusus dan berada di bawah pengawasan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Jenisnya, seperti equity crowdfunding, memiliki aturan terbatas yang disesuaikan dengan sifat kegiatan pendanaannya. Sedangkan, P2P Lending diatur ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan ketentuan, seperti batas bunga pinjaman maksimal, mekanisme pelaporan, dan izin usaha platform.

Tujuan

Crowdfunding memiliki fokus pada pengembangan proyek atau ide yang umumnya bersifat non-profit atau mendukung inovasi. Hasilnya tergantung pada keberhasilan proyek atau bisnis, sehingga investor mengambil risiko lebih besar. Sedangkan, P2P Lending bertujuan memberikan pendanaan sekaligus keuntungan finansial bagi pemberi pinjaman. Dana yang diberikan biasanya memiliki tenor tertentu dengan bunga tetap sebagai imbal hasil.

Risiko

Risiko utama crowdfunding terletak pada kemungkinan proyek gagal. Penggalangan dana mungkin tidak menerima imbalan apapun jika proyek tidak terealisasi dengan baik. Sedangkan, P2P Lending memiliki risiko gagal bayar dari peminjam adalah tantangan utama. Namun, tingkat pengembalian umumnya lebih tinggi dibanding investasi tradisional.

Referensi: