Bank Emok jika dilihat sebenarnya bank keliling atau bank offline yang membawa uang dan menawarkan peminjaman kepada para Ibu di daerah rural atau daerah pedesaan. Bank Emok berasal dari kata “Emok” dalam bahasa Sunda, yang berarti “duduk dengan bersimpuh” dan kedua kaki ditekuk searah ke belakang. Sudah jelas bahwa yang biasa melakukan emok atau duduk bersimpuh adalah Perempuan, sehingga memang yang bisa meminjam adalah Perempuan saja. Bank Emok biasanya memberikan simpanan, pinjaman, dan layanan keuangan lainnya, namun menggunakan bunga yang tinggi, bahkan melebihi pinjaman online atau pinjol.

Dalam satu bulan, bunga bank emok bisa sampai 20 persen. Selain itu juga pemberi pinjaman uang dari bank emok mengetahui Lokasi para Ibu tinggal sebagai bentuk verifikasi, sehingga tempat tinggal dari peminjam tidak rahasia lagi dan dapat langsung diketahui oleh peminjam dari bank emok.  Oleh karenanya, situasi ini menjadi peluang untuk dapat mengambil aset dan juga menagih langsung ke rumah tersebut. Ditambah lagi dengan adanya sistem tanggung renteng bahwa mereka yang tidak bisa membayar juga akan ditanggung pinjamannya oleh masyarakat sekitar.

Pada tahun 2022, tim School of Accounting Binus University melakukan inisiatif untuk mengunjungi desa tersebut untuk melakukan observasi. Dari yang didapatkan, banyak sekali peminjam yang meminjam uang untuk dapat membayar uang sekolah dan memenuhi kebutuhannya. Pada tahun 2024 tim Binus University melakukan kunjungan lagi dan menemukan bahwa Sebagian besar tidak menggunakan bank emok, melainkan menggunakan pinjaman online legal yang sudah terdaftar di OJK. Usia dari peserta observasi juga lebih muda dibandingkan dengan tahun 2022, sehingga literasi digital mereka sudah lebih bagus. Kebanyakan dari mereka juga berlatarbelakang pengusaha muda sehingga memahami proses bisnis dan pengelolaan uang dengan baik.

Reference: