Audit berbasis risiko (risk-based audit) merupakan pendekatan yang semakin populer
dalam praktik audit modern. Pendekatan ini berfokus pada identifikasi dan penilaian
risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi, serta mengarahkan
sumber daya audit untuk memitigasi risiko tersebut. Dengan menggunakan kerangka
kerja audit berbasis risiko, auditor dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit,
serta memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi organisasi.
Salah satu prinsip dasar dari audit berbasis risiko adalah bahwa tidak semua risiko
memiliki dampak yang sama terhadap organisasi. Oleh karena itu, auditor perlu
melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi risiko yang paling signifikan dan
relevan. Proses ini melibatkan analisis lingkungan bisnis, pemahaman tentang strategi
dan tujuan organisasi, serta identifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko.
Dengan memahami konteks ini, auditor dapat memprioritaskan area yang memerlukan
perhatian lebih dan merencanakan prosedur audit yang sesuai (Knechel, 2007).
Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi risiko tersebut.
Auditor harus menilai kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya terhadap laporan
keuangan dan operasi organisasi. Ini melibatkan penggunaan teknik analisis risiko,
seperti analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan analisis
dampak. Dengan memahami tingkat risiko yang ada, auditor dapat menentukan
prioritas dalam merencanakan dan melaksanakan prosedur audit. Misalnya, jika risiko
materialitas tinggi teridentifikasi dalam laporan keuangan, auditor mungkin perlu
melakukan pengujian yang lebih mendalam untuk memastikan bahwa laporan tersebut
akurat dan dapat diandalkan (COSO, 2013).
Audit berbasis risiko juga memungkinkan auditor untuk mengarahkan sumber daya
mereka secara lebih efisien. Dengan fokus pada area yang berisiko tinggi, auditor dapat
mengalokasikan waktu dan tenaga mereka untuk melakukan pengujian yang lebih
mendalam di area tersebut, sementara area dengan risiko rendah dapat diaudit dengan
prosedur yang lebih sederhana. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi proses audit,

tetapi juga memungkinkan auditor untuk memberikan perhatian yang lebih besar pada
masalah yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi (Kokina & Davenport, 2017).
Selain itu, audit berbasis risiko juga meningkatkan komunikasi antara auditor dan
manajemen. Dengan melibatkan manajemen dalam proses identifikasi dan penilaian
risiko, auditor dapat memastikan bahwa semua pihak memahami risiko yang ada dan
berkomitmen untuk mengatasi masalah tersebut. Komunikasi yang baik juga dapat
membantu membangun kepercayaan antara auditor dan manajemen, yang sangat
penting dalam konteks audit (AICPA, 2014).
Namun, meskipun audit berbasis risiko memiliki banyak manfaat, ada juga tantangan
yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah kebutuhan untuk memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang mendalam dalam bidang analisis risiko. Auditor
harus dilatih untuk menggunakan alat dan teknik baru yang terkait dengan audit
berbasis risiko, serta memahami implikasi hukum dan etika dari penggunaannya. Selain
itu, adopsi audit berbasis risiko dalam organisasi juga memerlukan dukungan dari
manajemen dan pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa sistem yang ada
dapat terintegrasi dengan pendekatan baru ini (IAASB, 2015).
Secara keseluruhan, audit berbasis risiko merupakan kerangka kerja yang efektif untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit. Dengan mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan memitigasi risiko, auditor dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi
organisasi. Dalam dunia bisnis yang terus berubah, pendekatan yang proaktif terhadap
manajemen risiko akan menjadi kunci untuk keberhasilan audit di masa depan.

Referensi:

  • AICPA. (2014). Audit risk alert: Industry developments. American Institute of
    Certified Public Accountants. https://www.aicpa.org
  • COSO. (2013). Internal control – integrated framework. Committee of Sponsoring
    Organizations of the Treadway Commission. https://www.coso.org
  • IAASB. (2015). International standard on auditing 315: Identifying and assessing
    the risks of material misstatement through understanding the entity and its
    environment. International Auditing and Assurance Standards
    Board. https://www.iaasb.org
  • Knechel, W. R. (2007). The role of risk in audit planning. Auditing: A Journal of Practice & Theory, 26(1), 1-20. https://doi.org/10.2308/aud.2007.26.1.1
  • Kokina, J., & Davenport, T. H. (2017). The emergence of artificial intelligence:
    How automation is changing the accounting profession. Journal of Emerging
    Technologies in Accounting, 14(1), 115-122. https://doi.org/10.2308/jeta-10412