Dampak Teori Institusional terhadap Praktik Akuntansi
Teori Institusional memberikan wawasan penting tentang bagaimana praktik akuntansi diadopsi, diadaptasi, dan distandardisasi di berbagai konteks. Teori ini menyoroti bahwa praktik akuntansi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan teknis, tetapi juga oleh tekanan institusional yang berasal dari lingkungan sosial, politik, dan budaya. Beberapa dampak signifikan dari teori ini dalam akuntansi meliputi:
- Isomorfisme Institusional
Isomorfisme adalah proses di mana organisasi mulai menyerupai satu sama lain dalam praktik dan struktur mereka karena tekanan institusional. Terdapat tiga bentuk isomorfisme yang diidentifikasi oleh para ahli, yaitu isomorfisme koersif, normatif, dan mimetik, yang semuanya memainkan peran dalam membentuk praktik akuntansi (Sofyani & Akbar, 2015).
- Isomorfisme Koersif: Bentuk isomorfisme ini terjadi ketika organisasi dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan praktik tertentu karena tekanan dari pemerintah, badan pengawas, atau hukum. Dalam akuntansi, isomorfisme koersif dapat dilihat ketika pemerintah atau regulator keuangan mengharuskan perusahaan untuk mengikuti standar akuntansi tertentu. Sebagai contoh, banyak negara berkembang yang awalnya memiliki standar akuntansi lokal, akhirnya mengadopsi IFRS karena tekanan dari organisasi internasional seperti IMF atau Bank Dunia, yang mengaitkan bantuan finansial dengan penerapan standar global tersebut.
- Isomorfisme Normatif: Isomorfisme normatif terjadi ketika praktik akuntansi dikonvergensikan melalui pendidikan profesional dan asosiasi industri. Sebagai contoh, akuntan yang memperoleh sertifikasi profesional seperti CPA (Certified Public Accountant) atau CA (Chartered Accountant) diajarkan standar dan praktik akuntansi yang serupa, yang kemudian mereka bawa ke perusahaan tempat mereka bekerja. Hal ini menciptakan konsistensi dalam praktik akuntansi di berbagai organisasi dan negara, meskipun konteks ekonomi dan budaya bisa berbeda.
- Isomorfisme Mimetik: Isomorfisme mimetik terjadi ketika organisasi meniru praktik dari perusahaan lain yang dianggap lebih sukses atau legitim. Dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian, perusahaan sering kali mengadopsi praktik akuntansi dari organisasi lain yang lebih mapan atau dianggap sebagai pemimpin industri.
- Adopsi dan Implementasi Standar Akuntansi
Teori Institusional membantu menjelaskan mengapa standar akuntansi tertentu diadopsi atau diabaikan oleh perusahaan atau negara tertentu. Tekanan regulatif, normatif, dan kognitif semuanya berperan dalam keputusan untuk mengadopsi standar akuntansi baru (Istiqomah, 2018).
- Pengaruh Budaya terhadap Akuntansi
Budaya merupakan salah satu elemen penting dalam teori institusional yang mempengaruhi praktik akuntansi. Pilar kognitif dari teori ini menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya, norma sosial, dan keyakinan kolektif suatu masyarakat dapat membentuk bagaimana praktik akuntansi diterapkan dan dipandang (Sari, 2014).
- Budaya dan Hierarki: Di negara-negara dengan budaya yang sangat menghargai hierarki dan otoritas, praktik akuntansi cenderung lebih formal dan terstruktur. Misalnya, dalam budaya di mana otoritas pusat (seperti pemerintah atau pimpinan perusahaan) sangat dihormati, sistem akuntansi mungkin dirancang untuk memastikan bahwa semua keputusan keuangan sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh otoritas tersebut.
- Budaya Egaliter dan Fleksibilitas: Sebaliknya, di negara-negara dengan budaya yang lebih egaliter, di mana distribusi kekuasaan lebih merata, praktik akuntansi mungkin lebih fleksibel dan terbuka terhadap interpretasi. Negara-negara dengan budaya egaliter mungkin lebih mendorong inovasi dalam praktik akuntansi dan lebih bersedia untuk mengadopsi pendekatan baru yang dapat memberikan wawasan yang lebih relevan bagi pengambilan keputusan manajemen.
- Pengaruh Keyakinan Agama: Keyakinan agama juga dapat mempengaruhi praktik akuntansi. Misalnya, di negara-negara dengan mayoritas Muslim, prinsip-prinsip Syariah dapat mempengaruhi pelaporan keuangan, di mana praktik akuntansi harus sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti larangan riba (bunga). Hal ini bisa menyebabkan perbedaan dalam cara aset dan kewajiban dilaporkan dibandingkan dengan standar akuntansi internasional yang umum.
Referensi:
- Istiqomah, N. (2018). Analisis Implementasi Government Finance Statistics di Indonesia: Pendekatan Teori Institusional. Indonesian Treasury Review Jurnal Perbendaharaan Keuangan Negara Dan Kebijakan Publik, 3(2), 69–90. https://doi.org/10.33105/itrev.v3i2.66
- Sari, E. N. (2014). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Penerapan Akuntansi Sektor Publik Serta Dampaknya Terhadap Good Governance. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, 12(2), 25–54.
- Sofyani, H., & Akbar, R. (2015). Hubungan karakteristik pegawai pemerintah daerah dan implementasi sistem pengukuran kinerja: Perspektif ismorfisma institusional. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 19(2), 153–173. https://doi.org/10.20885/jaai.vol19.iss2.art6
BLH
Comments :