Seorang akuntan meninjau kembali dan menganalisa data keuangan. Sebagai seseorang yang memiliki akses terhadap data keuangan, akuntan dalam sebuah perusahaan memiliki peran yang berharga. Salah satu dari peran tersebut adalah mengolah pembukuan perusahaan. Dalam mempersiapkan laporan keuangan, seorang akuntan perlu memahami benar data-data yang dimiliki untuk menyajikan informasi yang tepat kepada para pemangku kepentingan. Laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk menarik lebih banyak investor, dapat digunakan untuk tujuan pelaporan perpajakan, dapat digunakan juga untuk mengajukan pinjaman kepada bank. Maka terdapat sebuah keperluan untuk menyusun laporan keuangan yang baik.

Andaikan tidak ada batasan atau ketentuan dalam menyajikan laporan keuangan dan melakukan pembukuan, seorang akuntan bisa saja sengaja membukukan transaksi dengan nilai yang besar untuk semakin membuat perusahaan semakin menarik. Bisa saja seorang akuntan langsung mencatat penjualan yang bahkan melebihi persediaan keseluruhan perusahaan meski tidak terjadi transaksi penjualan apapun. Tanpa ketentuan dan regulasi, maka seorang akuntan bebas mencatat transaksi apapun untuk membuat perusahaan terlihat lebih baik. Maka di sini muncul keperluan etika dalam tugas seorang akuntan.

Dalam peran seorang akuntan diperlukan etika dan itikad baik. Sebagai yang memiliki data keuangan yang sangat penting, dapat terjadi penyalahgunaan informasi atau manipulasi data perusahaan. Dalam kasus-kasus seperti ini, diperlukan prinsip-prinsip seperti kejujuran, integritas dan nilai moral. Selain itu, sebagai akuntan juga terdapat kode etika yang dipatuhi dalam melaksanakan tugas sebagai seorang akuntan, yang terutama disusunkan oleh akuntan publik tersertifikasi (certified public accountants). Terdapat kemungkinan dimana terdapat perbedaan dari kode etika antar negara atau perusahaan, namun secara umum kode etika juga mirip dari satu sama yang lain.

Sebagai seorang akuntan, perlu diperhatikan prinsip-prinsip yang disebutkan sebelumnya untuk menjalankan perannya dengan baik. Namun terkadang, terdapat tekanan-tekanan yang membuat etika seorang akuntan bergoyang. Tekanan tersebut bisa dalam bentuk ancaman, insentif, dan sirkumstansi sesuai dengan fraud triangle. Hal seperti ini dapat terhindari selama adanya nilai etika dan prinsip moral yang kuat dalam seorang akuntan. Maka dari itu terbentuk sebuah keperluan etika yang kuat dari para akuntan.

Referensi:

Kagan, J. (2024, February 11). What does an accountant do? Investopedia. https://www.investopedia.com/terms/a/accountant.asp

Team, C. (2023, November 30). Accounting ethics. Corporate Finance Institute. https://corporatefinanceinstitute.com/resources/accounting/accounting-ethics/