Pertumbuhan teknologi memberikan peran besar pada kemajuan bisnis melalui transformasi pada seluruh aspek yang meningkatkan kecepatan proses, keakuratan informasi, hingga fleksibilitas waktu dan efisiensi biaya (Kroon et al., 2021). Aktivitas transaksi dan pembentukan model bisnis pada strategi untuk mencapai tujuan yang berjalan secara konvensional telah terintegrasi dengan berbasis sistem yang mengotomatisasikan kinerja karyawan mulai dari penginputan data hingga memproyeksikan informasi laju perkembangan perusahaan secara berkala (Stankovic et al., 2021).

Pada penelitian Khin & Ho (2019) menunjukan kemajuan teknologi yang mempengaruhi sektor non-IT untuk berkolaborasi dengan sistem, dimana Friday & Japhet (2020) menjelaskan ditengah perubahan dinamis yang semakin cepat menciptakan peluang baru yang lebih besar kepada bagian Akuntansi yang tidak hanya melakukan pencatatan laporan keuangan secara manual, melainkan memiliki kemampuan data analytics dan komunikasi atas informasi yang dihasilkan kepada para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Artificial intelligence telah menjadi salah satu advanced tools yang banyak berperan pada kegiatan operasional perusahaan untuk pengambilan keputusan dengan beberapa penilaian alternatif sebagai scenario yang dapat dijalankan oleh perusahaan.

Menurut laporan Artificial Intelligence and ESG Stakes oleh EY (2023) menjelaskan bahwa CEO perusahaan telah menyusun agenda strategi dengan terfokus pada pengintegrasian AI dan sustainability untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan pada kondisi lingkungan secara berkelanjutan melalui aktivitas perusahaan. Para pemangku kepentingan tidak hanya melihat sebera besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan, melainkan seberapa besar kontribusi yang dihasilkan bisnis untuk menjaga kondisi lingkungan dan sumber daya alam melalui manajemen atas produktivitas yang tidak berlebih, dimana berpotensi mengakibatkan climate change, carbon emission, pencemaran air dan udara, dan sebagainya. Pada laporan Risk in Focus 2024 – Asia Pasific oleh Institute of Internal Auditor (IIA, 2023) menempatkan climate change sebagai top 5 risk yang dihadapi secara global hingga 3 tahun kedepan selain adanya cybersecurity dan digital disruption. Hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan performa pada ESG (Environmental, Social, and Governance) melalui implementasi AI oleh para CEO untuk meningkatkan inovasi produk dan jasa sebesar 88% dengan 38% CEO menempatkan permasalahan terkait lingkungan dan masyarakat (Sustainability issues) saat mengalokasikan modal dalam pengambilan keputusan.

Dengan penerapan AI yang didukung model tepat seperti deep learning and Generative AI membantu memperluas wawasan para pengguna data dalam mengidentifikasi kegiatan yang telah berjalan serta menemukan informasi tersembunyi untuk mendukung penentuan arah operasional yang tepat di masa mendatang. Selain itu, perusahaan terbantu untuk meminimalisir risiko (Risk management) yang berpotensi merugikan perusahaan dan para pemangku kepentingan (Dannouni et al., 2023). Namun, EY (2023) menjelaskan penggunaan AI mengkonsumsi jumlah energi dan emisi karbon dalam jumlah besar, dimana menghasilkan polusi udara dan penggunaan air yang mempercepat perubahan iklim dengan jumlah 96 ton CO2 (Carbon Dioxide) dari 40 hari pelaksanaan training dan 600,000 lbs dari pelatihan penggunaan Natural Language Processing (NLP) yang setara 5 asap mobil.
Maka, perusahaan perlu berhati-hati dalam berinvestasi pada penggunaan AI agar tidak memberikan dampak kerugian yang besar bagi komunitas dan bisnis dengan perancangan perencanaan yang matang dari sisi financial, operasional, dan sumber daya di perusahaan. Pada laporan EY (2023) mengembangkan sebuah penjelasan dengan pemetaan dari elemen E, S, dan G saat mengimplementasikan AI yang bisa memberikan dampak positif maupun negative bagi kelangsungan perusahaan.


Gambar 1. Pencapaian ESG Berbasis AI (EY, 2023)

Dannouni et al. (2023) melakukan pemetaan model climate change untuk mengetahui multi-parameter yang menjadi focus perusahaan untuk segera diatasi dan memahami sebab akibat dari kegiatan yang telah berlangsung. Membahas lebih lanjut, dalam laporan Accelerating Climate Action with AI yang dipublikasi oleh BCG dan Google oleh Dannouni et al. (2023) menjelaskan beberapa kegunaan dari advance analytics, machine learning, deep learning, dan large language models yang diimplementasukan pada supermarket, credit card fraud detection, hingga customer service chatbots memberikan banyak manfaat untuk mengurangi risiko climate, berupa mengoptimalisasikan carbon footprint pada Gedung dengan adjusting heating and cooling, memprediksi kinerja perusahaan melalui forecasting beberapa tahun mendatang untuk menentukan tingkat % dalam mengalokasikan sumber daya, hingga penerapan green technology. Selain itu, AI memberikan rekomendasi saran yang dapat dikolaborasikan dengan Akuntan maupun pihak lain dalam mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan performa ESG.


Gambar 2. Multi-Parameter on Climate Risk (Dannouni et al., 2023)

Gambar 3. Aplikasi AI Untuk Meminimalisir Risiko Climate (Dannouni et al., 2023)

REFERENSI

  • Dannouni, A., Deutscher, S. A., Dezzaz, G., Elman, A., Gawel, A., Hanna, M., . . . Ziat, A. (2023). Accelerating Climate Action with AI. Boston Consulting Group.
  • EY. (2023). Artificial Intelligence ESG Stakes. Canada: Ernst & Young.
  • Friday, I., & Japhet, I. (2020). Information technology and the accountant today: What has really changed? Journal of Accounting and Taxation, 12(1), 48–60. https://doi.org/10.5897/jat2019.0358
  • Khin, S., & Ho, T. C. F. (2019). Digital technology, digital capability and organizational performance: A mediating role of digital innovation. International Journal of Innovation Science, 11(2), 177–195. https://doi.org/10.1108/IJIS-08-2018-0083
  • Kroon, N., Do Céu Alves, M., & Martins, I. (2021). The impacts of emerging technologies on accountants’ role and skills: Connecting to open innovation-a systematic literature review. In Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity (Vol. 7, Issue 3). Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI). https://doi.org/10.3390/joitmc7030163
  • Stankovic, J. J., Marjanovic, I., Drezgic, S., & Popovic, Z. (2021). The digital competitiveness of european countries: A multiple-criteria approach. Journal of Competitiveness, 13(2), 117–134. https://doi.org/10.7441/JOC.2021.02.07