Pentingnya inovasi dan kreativitas menjadi kekuatan utama untuk mengarahkan performa bisnis secara berkelanjutan yang mampu beradaptasi kepada perubahan maupun meningkatkan stabilitas. Para pemimpin perlu mempertimbangkan secara matang dari sisi finansial, operasional, dan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan berdasarkan pemetaan skala prioritas yang perlu diselesaikan lebih dulu. Beberapa penelitian menunjukan munculnya keberadaan teknologi yang semakin modern memberikan dampak secara signifikan dengan mengintegrasikan seluruh bagian struktur bisnis untuk mempercepat proses persebaran informasi dan komunikasi yang merata (Gepp et al., 2018; Malchenko et al., 2020; Munoko et al., 2020). Namun, perkembangan teknologi membutuhkan penanganan secara menyeluruh, dimana tidak bisa hanya memperhatikan jenis sistem yang akan dirancang berdasarkan flow procedure bisnis, melainkan kesiapan dari karyawan dan risiko lainnya yang perlu di kelola untuk menghindari hal yang tidak diinginkan seperti gap skill, penggunaan energi berlebih, hingga salah dalam merepresentasikan informasi (Frey & Osborne, 2017).

Dengan kesiapan yang matang membantu mencapai beberapa hal yang menjadi sasaran mutu untuk menjaga kualitas dan menjadi nilai tambah bagi perusahaan. Berdasarkan laporan EY (2023) dan Dannouni et al. (2023) para pelaku bisnis mulai mengorientasikan strategi bisnis untuk mewujudkan kehidupan berkelanjutan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan Sustainable Development Goals 2030 (SDGs 2030) dengan meningkatkan performa pada ESG (Environmental, Social, and Governance) perusahaan. Menurut Dimcheva (2023) Akuntansi berperan besar dalam memproyeksikan kinerja entitas yang mengarahkan pengalokasian manajemen biaya dan pengambilan keputusan lainnya dengan berbasis teknologi, dimana hal tersebut sesuai dengan Grafakos et al. (2016) untuk mencapai kehidupan masyarakat dan lingkungan yang sejahtera melalui kontribusi bisnis.

Membahas lebih lanjut, EY (2023) menjelaskan secara rinci bagaimana AI membangun kontribusi besar dalam rangka mendukung peningkatan ESG pada bisnis dan organisasi, antara lain:

  • Environmental: Membangun kerangka model terkait perhitungan penggunaan energi melalui neural networks dan fuzzy logic untuk mengidentifikasi penggunaan sumber daya alam secara berlebih dengan memanfaatkan sistem secara berkepanjangan. Selain itu, AI dapat melakukan forecasting untuk memperluas daya analisis pada kondisi keberadaan air agar terhindar dari pencemaran maupun kekeringan. Kemudian, dengan bantuan computer vision meningkatkan pengambilan keputusan bagi logistic pada traffic management dan pemanfaatan kendaraan yang terhindar dari penghasilan gas carbon secara berlebih, dimana membantu mengurangi pencemaran udara serta potensi terjadinya hujan asam.
  • Social: Pengembangan baru dengan berbasis AI membantu meningkatkan peluang pada beberapa kelompok (Karyawan, supplier, pelanggan, dan sebagainya) dengan pelayanan yang tepat melalui perolehan data secara real-time. Selain itu, mengatur aksesibilitas data yang dapat diakses secara fleksibel dengan menentukan pihak yang tepat, sehingga mengurangi risiko yang menyebabkan ancaman siber berupa hacking, malware, dan manipulasi laporan. EY (2023) menunjukan adanya 3 potensi keunggulan yang dapat dicapai dengan menggunakan AI, antara lain: Human augmentation (Meningkatkan kehidupan karyawan disabilitas maupun masyarakat), Sensory imbalance (Mendeteksi kondisi fisik dan psikis manusia untuk meningkatkan well-being), dan Geographic tracking (Pemetaan populasi kehidupan masyarakat berdasarkan letak daerah).
  • Governance: Potensi dari penggunaan AI memberikan keuntungan yang besar dengan terfokus pada tata kelola manajemen bisnis, yang terdiri dari: pencegahan kecurangan dengan pembagian tanggung jawab yang jelas pada struktur bisnis, monitoring proses operasional secara otomatisasi, data and IT governance, dan meningkatkan daya analitik para pemimpin (C-Level) beserta pemimpin pada posisi menengah untuk menggali kebutuhan yang perlu diselesaikan berdasarkan skala prioritas. Selain itu, pemanfaatan teknologi membantu meningkatkan manajemen bisnis dengan adanya early warning system yang membantu pengguna untuk mengetahui apabila sudah mencapai kapasitas maksimal dalam kegiatan produksi dan melakukan kalkulasi atas penggunaan carbon dan energi dengan melakukan forecasting untuk menemukan tindakan yang tepat untuk meminimalisir risiko tersebut di masa mendatang, sehingga dapat menjadi bagian kontribusi bisnis untuk memperhatikan secara detail dan spesifik serta mengetahui langkah yang dapat diadopsi untuk mendukung pencapaian SDGs 2030 (SDG 13 – Climate action dan aturan SDGs lainnya yang sesuai dengan kegiatan perusahaan).

Gambar 1. Kontribusi AI Untuk Meningkatkan ESG Perusahaan (EY, 2023)

REFERENSI

  • Dannouni, A., Deutscher, S. A., Dezzaz, G., Elman, A., Gawel, A., Hanna, M., . . . Ziat, A. (2023). Accelerating Climate Action with AI. Boston Consulting Group.
  • (2023). Artificial Intelligence ESG Stakes. Canada: Ernst & Young.
  • Frey, C. B., & Osborne, M. A. (2017). The future of employment: How susceptible are jobs to computerisation? Technological Forecasting and Social Change, 114, 254–280. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2016.08.019
  • Gepp, A., Linnenluecke, M. K., O’Neill, T. J., & Smith, T. (2018). Big data techniques in auditing research and practice: Current trends and future opportunities. Journal of Accounting Literature, 40, 102–115. https://doi.org/10.1016/j.acclit.2017.05.003
  • Malchenko, Y., Gogua, M., Golovacheva, K., Smirnova, M., & Alkanova, O. (2020). A critical review of digital capability frameworks: a consumer perspective. Digital Policy, Regulation and Governance , 22(4), 269–288. https://doi.org/10.1108/DPRG-02-2020-0028
  • Munoko, I., Brown-Liburd, H. L., & Vasarhelyi, M. (2020). The Ethical Implications of Using Artificial Intelligence in Auditing. Journal of Business Ethics, 167(2), 209–234. https://doi.org/10.1007/s10551-019-04407-1