Risiko cyber threats terdiri dari ancaman internal eksternal, dimana risiko internal sering terjadi dalam organisasi, seperti silo information yang menghambat kolaborasi dan pertukaran data, menciptakan kegagalan organisasi seperti yang terjadi pada Sony pada November 1999. Silo information menyebabkan kanibalisme produk yang menyebabkan Sony kalah saing dengan Apple (BKN Yogyakarta, 2021). Sementara itu, pada laporan tahunan PwC Global Digital Trust Insights (2022) mengungkapkan bahwa risiko eksternal melibatkan serangan hacking, malware, dan upaya peretasan yang dapat meretas sistem atau mencuri informasi berharga. Serangan siber eksternal dapat menimbulkan kerentanan keamanan yang signifikan, mengakibatkan kebocoran data, gangguan operasional, atau bahkan kerugian keuangan. Menurut laporan tersebut, 27% perusahaan global mengalami pelanggaran data merugikan senilai US$1-20 juta atau lebih dalam 3 tahun terakhir. Chief Financial Officer (CFO) banyak perusahaan juga berencana untuk meningkatkan fokus keamanan siber melalui solusi teknologi siber (39%), fokus pada strategi dan koordinasi dengan teknis/operasional (37%), dan peningkatan keterampilan serta rekrutmen talenta siber (36%) (PwC, 2022).

Keberadaan Artificial Intelligence (AI) telah berkembang dengan sangat pesat di era revolusi industry 4.0 dengan memberikan beberapa manfaat dan kegunaan yang besar bagi transformasi bisnis untuk bergerak lebih cepat dan otomatis, dimana memiliki dampak signifikan pada beberapa bidang non-IT seperti bidang audit. Pelaksanaan audit telah mengalami perubahan dengan bergeser ke teknik audit 4.0 yang otomatis dengan pertumbuhan perusahaan sebagai klien yang telah beradaptasi dengan teknologi hingga proses penyajian laporan keuangan yang terintegrasi dengan sistem, termasuk dengan penggunaan AI dan IoT (Internet of Things) yang membantu penyaluran informasi secara merata ke seluruh department bisnis. Selain itu, penerapan AI dengan dukungan blockchain dapat meningkatkan kinerja deteksi intrusi, dan deteksi kinerja  mencapai akurasi hingga 97,02%, dengan tingkat deteksi sebesar 97%. Dengan kehadiran Blockchain di bidang akuntansi dan audit, meningkatkan transparansi atas proyeksi informasi keuangan dari kegiatan operasional dan membantu menjamin keakuratan data melalui data privacy and security yang terbebas dari manipulasi informasi.

Dalam integrasi dengan AI, Blockchain menjamin keakuratan data dan akses real-time, memungkinkan auditor menggunakan informasi terverifikasi secara efektif. Gabungan AIoT dan Blockchain mempercepat prosedur audit, termasuk substantive test, dan memungkinkan pengujian otomatis dari seluruh data, meningkatkan efisiensi dan efektivitas audit (Kurniawan et al., 2020).

Pada Studi Kong et al. (2024) mengembangkan sistem pemantauan AIoT untuk manajemen sistem keamanan dengan operasi otonom, pencegahan kerusakan sensor, lingkungan komunikasi optimal, prediksi berbasis machine learning, dan keamanan data yang kuat. Integrasi AI dengan berbasis blockchain memungkinkan sistem mengelola data efisien, memprediksi potensi kerusakan, dan beradaptasi otomatis selama kejadian berisiko, memastikan manajemen System Development Life Cycle (SDLC) perusahaan lebih cepat, aman, dan efisien apabila mengimplementasikan sistem yang dikembangkan secara mandiri. Kedua teknologi tersebut berperan krusial dalam keamanan dengan algoritma kecerdasan buatan untuk mendeteksi dan mencegah ancaman lebih efektif.

Kehadiran AI-Bchain berperan krusial dalam keamanan dengan memanfaatkan algoritma kecerdasan buatan untuk mendeteksi dan mencegah ancaman lebih efektif. Algoritma kecerdasan buatan mampu menganalisis data besar dari perangkat IoT, mengidentifikasi pola, dan mendeteksi anomali atau potensi pelanggaran keamanan secara real-time. Keamanan dan akurasi data yang disediakan oleh AIoT membantu auditor mencegah pengaruh cyber-threats yang dapat mengganggu kinerja proses audit. Dengan memanfaatkan keamanan, desentralisasi, dan consensus meningkatkan keamanan data perusahaan melawan ancaman siber (Kurniawan et al., 2020).

Beberapa perusahaan telah mengadaptasikan kinerja dengan menyesuaikan pada perubahan, seperti salah satunya dengan maraknya aktivitas kripto asset yang mendorong pengembangan Inovasi COINIA di Deloitte dan Halo oleh PwC untuk menunjukkan kontribusinya dengan membantu auditor dalam menganalisis aset digital dan menyediakan alat verifikasi off-chain. Meskipun teknologi memberikan manfaat besar dalam proses audit, kehadiran auditor terampil dan penerapan metodologi inovatif tetap menjadi krusial untuk melaksanakan audit berkualitas tinggi serta memberikan wawasan yang mendukung pemahaman risiko dan peluang bisnis. Transformasi dalam dunia audit bukan hanya perubahan semata, melainkan juga sebuah peluang baru untuk meningkatkan kekokohan, efektivitas, dan nilai tambah audit. Pasar modal semakin dapat diandalkan dan investor semakin yakin berkat kemajuan teknologi yang terus berkembang (Raphael & Steele, 2023).

Dengan perkembangan teknologi yang signifikan, ACCA (Association of Chartered Certified Accountants) menunjukkan bahwa auditor di masa depan perlu melengkapi diri dengan keterampilan teknis, etika, kecerdasan, kreativitas, digital, emosional, visi, dan pengalaman (Suffield, 2020). Melalui sistem Blockchain memungkinkan pembuatan skema dengan validasi yang kuat, serta menciptakan peringatan terhadap kehilangan, kesalahan, atau manipulasi data. Kolaborasi antara auditor dan stakeholder menjadi integral dalam memaksimalkan manfaat dari teknologi AI-Bchain, memberikan keunggulan dalam menciptakan laporan audit yang optimal serta pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan peluang bisnis (ISACA, 2023).

Perkembangan standar diperlukan oleh auditor untuk menghadapi transformasi pekerjaan auditor di era perkembangan teknologi, sehingga auditor dapat mengadopsi COBIT 2019 framework sebagai dasar evaluasi perusahaan berbasis IT. Adopsi kerangka kerja berbasis teknologi membantu evaluasi kinerja IT yang membutuhkan IT Governance yang efektif, sehingga aksesibilitas data perusahaan dapat terjamin dan terhindar cyber attacks. Selain itu, Revisi ISA 315 oleh IAASB terkait Identifikasi dan Penilaian Risiko Material Misstatement menjadi panduan penting dalam mengarahkan kinerja auditor yang lebih terjamin, dimana menjadi landasan untuk memperkuat auditor dalam melaksanakan kegiatan audit dengan berbasis sistem yang tidak mengundang error dalam memberikan opini atas dasar temuan yang diperoleh dengan mengadopsi teknologi. Dengan mengintegrasikan AIoT pada kegiatan audit membantu memahami peran teknologi informasi dalam transaksi serta memberikan jaminan atas keamanan data dalam proses audit bukan hanya meningkatkan efisiensi audit, tetapi juga membangun kepercayaan investor dalam era transformasi teknologi (Boul & Bouaissi, 2023).

REFERENSI