Kegiatan audit bertujuan untuk mengevaluasi seluruh aktivitas operasional yang dimulai dari investigasi dengan pengumpulan data, analisis, dan merepresentasikan hasil audit secara transparan dan independent untuk mendukung penilaian yang memihak siapapun. Auditor dituntut untuk memiliki pemikiran yang skeptis dan kritis dalam menelusuri data operasional perusahaan, berupa aktivitas transaksi, pihak yang terhubung dengan perusahaan maupun pihak ketiga, internal workflow, visi misi, dan tata kelola manajemen serta integrasi teknologi yang menghubungkan seluruh department untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalani kegiatan perusahaan (Gepp et al., 2018).

Auditor dituntut untuk memiliki pemahaman yang turut berkembang dengan perubahan zaman, seperti kehadiran teknologi yang telah mentransformasi perusahaan untuk mengadopsi teknologi dalam rangka meningkatkan kecepatan penerimaan dan persebaran informasi dan berkontribusi mencapai strategi dengan efektif (Gupta et al., 2020). Perusahaan sebagai client dari auditor telah bertumbuh dengan perkembangan teknologi, mulai dari industry perbankan, manufaktur, jasa, property, Perkebunan, dan lainnya yang bertujuan untuk unggul dalam berdaya saing serta menghadapi perputaran data yang dinamis dan cepat (Kurniawan & Mulyawan, 2023). Dari sisi perusahaan, pemimpin mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan matang untuk mengubah dari traditional system untuk mengakses teknologi baru dengan memastikan perubahan dilaksanakan secara langsung (Big bang) atau bertahap (Phased-In).

Saat mengoperasikan sistem membutuhkan perkembangan dengan beberapa tahapan agar menjamin sistem dapat dioperasikan dan memenuhi kebutuhan perusahaan serta seluruh sumber daya manusia. System Development Life Cycle (SDLC) menjadi salah satu landasan untuk mendukung perencanaan pada pengembangan sistem untuk mendukung kegiatan operasional berjalan dengan baik. Sebagai contoh bila perusahaan melihat adanya bagian dari suatu unit / department yang dapat dikembangkan dengan berbasis sistem, mereka melakukan perancangan terkait dengan flow untuk menggambarkan orientasi pelaksanaannya dari awal sampai akhir, dimana perkembangan sistem dihasilkan berupa software, website, dan sebagainya. Berikut tahapan pada SDLC antara lain:

  1. Phase 1 – System Planning: Membangun perencanaan secara matang dibawah pengawasan dari pimpinan (C-Level, kepala department, maupun pemimpin project) untuk merancang perencanaan strategis yang akurat terkait implementasi sistem. Selain itu, mengidentifikasi calon user, siapa yang dapat mengakses, budget apabila dibutuhkan, dan hasil yang ingin dicapai dengan menghindari system conflicts. Terakhir Menyusun timeline dalam kisaran beberapa tahun untuk memproyeksikan pengembangan project secara jangka panjang yang menjamin untuk menghindari penggunaan biaya berlebih saat proses pengembangan sistem tersebut berlangsung (Memasang target).
  2. Phase 2 – System Analysis: Melakukan analisis sistem pada pengembangan perencanaan yang dilakukan, dimana untuk merancang gambaran operasional sistem tidak harus dilakukan oleh praktisi yang berlatar belakang IT, melainkan seberapa paham flow logic yang dimiliki untuk menghubungkan tim dan menghasilkan informasi secara real-time. Melakukan identifikasi jenis sistem yang cocok untuk diterapkan (Public or In-House / Private), programming yang dilakukan oleh pihak IT serta membagi wewenang siapa yang mengatur pada bagian tertentu untuk menghindari potensi kecurangan apabila semua dikelola oleh orang yang sama. Saat merancang sistem juga perlu dianalisis dengan mensurvey individu yang menjadi user dengan mengetahui apabila terdapat pembaruan pada operasional sistem yang menggantikan sistem lama (Old system) apakah akan berjalan lebih efektif atau membutuhkan pelatihan agar menghindari permasalahan yang berisiko dapat terjadi.
  3. Phase 3 – Conceptual System Design: Membangun kerangka susunan saat pengoperasian sistem berlangsung, seperti apabila membangun website apa fitur yang tersedia dan bagaimana pengguna dapat back ke dashboard. Menyajikan tampilan dan struktur urutan yang efisien agar memudahkan pengguna dalam menerapkan sistem tersebut. Bisa dengan menggunakan Object-Oriented Design Approach (OOD).
  4. Phase 4 – System Evaluation and Selection: Melakukan identifikasi untuk menemukan beberapa solusi alternatif yang dapat dikembangkan dengan menemukan beberapa kekurangan yang dapat diminimalisir. Dapat melakukan studi dengan mempelajari apakah dana yang disediakan mencukupi atau memiliki potensi adanya kenaikan dana, prosedur yang disusun selaras dengan kebutuhan organisasi, dan timeline yang telah disusun dalam merancang project dapat berjalan secara efektif, sehingga dari sistem yang dioperasikan dilakukan perhitungan untuk membandingkan biaya dan keuntungan yang diperoleh.
  5. Phase 5 – Detailed Design: Melakukan pendetailan atas operasional sistem yang berjalan, mulai dari bagaimana sistem tersebut dapat dimonitor, siapa pihak yang melakukan pengawasan (IT, pemimpin project, dan pemangku kepentingan lainnya), dan menjamin kualitas yang dapat digunakan.
  6. Phase 6 – Application Programming and Testing: Melakukan pengujian dan membuat prototyping untuk melihat kelangsungan sistem apabila diterapkan langsung pada bagian yang dituju. Melakukan pengujian secara berkala pada sistem yang deprogram dan dilakukan evaluasi untuk menemukan kekurangan yang dapat diatasi agar tidak menimbulkan risiko yang merugikan perusahaan maupun pihak kepentingan lainnya.
  7. Phase 7 – System Implementation: Setelah membuat dan menguji prototype, dimana ditemukan keberhasilan dengan rentang % yang tinggi, sistem siap untuk diimplementasikan berdasarkan perencanaan yang disusun, dimana disesuaikan Kembali kepada situasi apabila terjadi perubahan.
  8. Phase 8 – System Maintenance.

Gambar 1. Workflow and features in the system, (Penulis)

Gambar 2. System Development Life Cycle, (Hall, 2016)

 

Referensi

  • Gepp, A., Linnenluecke, M. K., O’Neill, T. J., & Smith, T. (2018). Big data techniques in auditing research and practice: Current trends and future opportunities. Journal of Accounting Literature, 40(May 2017), 102–115. https://doi.org/10.1016/j.acclit.2017.05.003
  • Gupta, S., Meissonier, R., Drave, V. A., & Roubaud, D. (2020). Examining the impact of Cloud ERP on sustainable performance: A dynamic capability view. International Journal of Information Management. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2019.10.013
  • James A. Hall (2016). Information Technology Auditing. Mason, Ohio: Cengage Learning
  • Kurniawan, Y., & Mulyawan, A. N. (2023). The Role of External Auditors in Improving Cybersecurity of the Companies through Internal Control in Financial Reporting. Journal of System and Management Sciences. https://doi.org/10.33168/JSMS.2023.0126

Image Source: Istimewa