Kasus Satyam Computer Service di India sangatlah besar dan dikenal dengan kasus Enron India. Kasus ini berdampak sangat besar akibat keserakahan pemilik perusahaan dalam mengembangkan usahanya dengan menetapkan target keuntungan dan kinerja keuangan lainnya, dimana bawahan lainnya tidak berani menentang pimpinan perusahaan dan hanya mengikutinya yang berujung pada kehancuran perusahaan, berbagai macam hal. segala sesuatunya dilakukan untuk mencapai sasaran yang diinginkan (Lal Bhasin, 2013).

Dalam hal ini auditor PwC yang terlibat tidak bisa disebut sebagai perusahaan yang tidak profesional, hanya saja mereka melakukan kesalahan pada saat mengaudit perusahaan tersebut yang disebut dengan kesalahan kode etik, karena PwC mempunyai pemahaman yang baik terhadap permasalahan dan mengetahui permasalahan yang sedang diaudit, dan motifnya sangat jelas (Mishra et al., 2021). Kasus besar ini menjadi pembelajaran berharga bagaimana kita bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada masyarakat yang sebelumnya percaya pada perusahaan kita. Dengan begitu, skandal satyam ini akan menjadi salah satu kasus yang dapat menambah pengetahuan kita tentang bagaimana perusahaan besar bisa terlibat dalam skandal besar karena keserakahan pemiliknya.

Alasan utama kegagalan audit:

Konspirasi dan konflik kepentingan. Adanya keinginan untuk melakukan ekspansi di sejumlah negara dan mengelabui pasar modal agar mendapatkan persetujuan untuk melakukan ekspansi.

Auditor dan manajemen memiliki hubungan khusus. Jadi auditor eksternal melanggar beberapa aturan audit, namun tetap saja PwC memeriksa Satyam sebagai kliennya.

  • Auditor PWC tidak menerapkan skeptisisme profesional dan pertimbangan profesional.
  • Auditor eksternal tidak pernah melakukan konfirmasi kepada bank terkait mengenai saldo bank yang tercantum di Satyam.
  • Tidak melakukan pengecekan baik secara keseluruhan maupun sampel terhadap seluruh invoice pada setiap transaksi.
  • Mendapatkan fee audit yang lebih tinggi dibandingkan pesaing Satyam dalam melakukan audit.
  • Kewajiban pajak tidak pernah dilaporkan dalam laporan hasil pemeriksaan.
  • Tidak memeriksa atau memverifikasi suku bunga palsu.
  • Tidak melaksanakan audit dengan baik dari awal sampai akhir perikatan audit.
  • PwC melanggar beberapa standar audit, namun PwC tetap memeriksa Satyam sebagai kliennya selama beberapa periode.

Ending dari kasus ini adalah:

  • Pada 10 Januari 2009, harga saham Satyam turun lebih dari 70 persen menjadi 11,5 Rupee atau hanya 2 persen dari harga saham tertingginya sepanjang tahun 2008 sebesar 544 Rupee. Saat ini Satyam telah bergabung dengan Tech Mahindra dan berganti nama menjadi Mahindra Satyam.
  • Auditor PWC serta pendiri Satyam dijatuhi hukuman penjara dan denda dengan alasan melakukan tindak pidana penipuan, dan pemalsuan dokumen.
  • Penghargaan Golden Peacock untuk Tata Kelola Perusahaan dalam Masalah Manajemen Risiko dan Kepatuhan yang pernah didapay dicabut karena kasus yang terjadi
  • SEBI (dewan sekuritas dan bursa india) melarang Price Waterhouse (PwC), auditor Satyam Computers, untuk melakukan proses audit apa pun untuk perusahaan mana pun di India selama dua tahun dan denda yang harus dibayar oleh pwc adalah 7,5 juta Dolar AS.

 

Referensi:

Lal Bhasin, M. (2013). Corporate Accounting Fraud: A Case Study of Satyam Computers Limited. Open Journal of Accounting. https://doi.org/10.4236/ojacct.2013.22006

Mishra, K., Amu, A., & Azam, M. K. (2021). Role of Forensic Audit in Controlling Financial Statement Fraud: A case study of Satyam Computers. Psychology and Education, 58(2), 4016–4025. www.psychologyandeducation.net

 

BLH

Image Source: Google Images