Parmalat Finanziaria SpA pertama kali dibangun oleh Calisto Tanzi pada tahun 1961 yang berlokasi di kota kecil Italia. Parmalat merupakan perusahaan makanan internasional yang terdiversifikasi dan salah satu pengelola susu terbesar di dunia.

Parmalat sendiri memiliki arti sebagai susu dari Parma. Pada tahun 1963, Calisto Tanzi mulai memproduksi produknya melalui proses pasteurisasi dan menjadi perusahaan pertama yang memproduksi produk susu. Seiring berjalannya waktu, Calisto Tanzi mengembangkan produknya dan berhasil menciptakan produk susu UHT pada tahun 1966. Parmalat menjadi perusahaan yang dikenal karena produk susu revolusionernya yaitu UHT yang dapat disimpan tanpa dibuka di rak yang tidak didinginkan selama enam bulan atau lebih tanpa menjadi rusak atau rasa menjadi asam. Dengan terciptanya produk susu UHT, penjualan Parmalat pada dekade pertama meningkat drastis dan Parmalat mendapatkan banyak kesempatan untuk melakukan ekspansi.

 

Pada tahun 2003, Parmalat melaporkan melakukan penipuan dan manipulasi berupa penyembunyian transaksi-transaksi yang cenderung merugikan pihak internal dan eksternal perusahaan serta hanya mengungkapkan kinerja yang baik kepada pihak eksternal (Ogutu, 2016).

Tujuan dari adanya manipulasi dan penipuan yang dilakukan Parmalat yaitu untuk mendapatkan penilaian serta citra yang baik dari pihak eksternal sehingga investor tidak ragu untuk melakukan investasi pada Parmalat maupun mendapatkan pinjaman dari bank. Rincian penipuan dan manipulasi yang dilakukan oleh perusahaan Parmalat (Gurbanov, 2022) adalah:

  • Parmalat menyembunyikan kerugian yang menjadi tanggungannya, menghapus utang-utangnya, serta memperbesar jumlah aset-aset perusahaannya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan menciptakan penilaian yang baik terhadap kinerja perusahaannya.
  • Parmalat memindahkan pulsa tak tertagihnya. Piutang tak tertagih dari perusahaan utama dipindahkan ke entitasnya, di mana nilai riilnya tersembunyi.
  • Parmalat melakukan transfer dana. Dana yang dimiliki perusahaan dialihkan ke anggota keluarga Tanzi dengan skema berulang, yaitu mencatat pembayaran sebagai penerimaan, kemudian memindahkan tagihan palsu tersebut melalui entitas web.
  • Parmalat melakukan perdagangan dan transaksi keuangan fiktif dilakukan untuk mengimbangi kerugian anak-anak perusahaan dan untuk menaikkan aset dan pendapatan.
  • Parmalat mengecilkan utangnya melalui skema penipuan yang berbeda, mencatat ketidakadanya pembelian kembali obligasi, menjual tagihan palsu yang digambarkan sebagai jalan lain untuk menghapus kewajiban dari catatan dan tidak melakukan pencatatan atas utangnya.

Parmalat juga pada waktu itu mensponsori klub sepak bola lokal di kota Parma, yaitu AC Parma. AC Parma di akhir tahun 90an dan awal tahun 2000an sempat meorehkan prestasi yang gemilang, seperti menjuarai Winner Cup, UEFA Cup, Copa Italia, dan runner up serie A. Pada saat terjadi kasus Parmalat ini, AC Parma yang dipimpin oleh Stefano Tanzi, anak dari Carlisto Tanzi, dijual dengan harga hanya EURO 1. Dijual sedemikian murah karena asetnya jauh lebih kecil dibandingkan kewajibannya. Sehingga investor yang akan mengakuisisinya harus melunasi hutang-hutang AC Parma.

Karena skandal Parmalat, Consob (otoritas pemerintah Italia yang bertanggung jawab untuk mengatur pasar surat berharga Italia) melakukan penyelidikan yang lebih luas lagi mengenai obligasi. Perusahaan yang terdaftar diminta untuk memberikan informasi tambahan, auditor mengadopsi pendekatan yang lebih ketat lagi.

Efek dari penipuan Parmalat di pasar obligasi sangat signifikan. Menurut laporan dari Fitch Rating, banyak perusahaan Italia mengalami kebangkrutan setelah mengakses pasar obligasi. Perusahaan lain mengalihkan perhatian mereka ke pasar kredit.

Referensi:

Gurbanov, N. (2022). Analysis of Financial Statement Fraud: The Case of “Parmalat” (Issue August).

Ogutu, E. O. (2016). Corporate Failure and the Role of Governance: The Parmalat Scandal. International Journal of Management & Information Technology, 11(3), 2747–2754. https://doi.org/10.24297/ijmit.v11i3.5111

 

BLH

Image Source: Google Images