Kasus Kecurangan Laporan Keuangan: Double Counting Inventory Crazy Eddie
Crazy Eddie adalah jaringan ritel elektronik konsumen terkemuka yang beroperasi di Amerika Serikat pada tahun 1970an dan 1980an. Perusahaan ini didirikan oleh Eddie Antar dan mendapatkan popularitas karena taktik pemasarannya yang agresif dan harga yang murah. Namun, di balik layar, Crazy Eddie terlibat dalam salah satu skema penipuan laporan keuangan paling terkenal dalam sejarah.
Motivasi di balik penipuan laporan keuangan di Crazy Eddie terutama didorong oleh keinginan untuk menggelembungkan kinerja keuangan perusahaan dan menipu investor. Keluarga Antar, khususnya Eddie Antar, bertujuan untuk menciptakan ilusi pertumbuhan dan profitabilitas yang cepat untuk menarik lebih banyak investasi dan mempertahankan harga saham yang tinggi (Normand, 2011).
Skema Kecurangan Laporan Keuangan
Skema penipuan laporan keuangan di Crazy Eddie berkisar pada beberapa siklus utama, termasuk penjualan dan inventaris. Perusahaan menerapkan berbagai praktik penipuan seperti melebih-lebihkan penjualan, menggelembungkan nilai inventaris, dan memanipulasi hutang dan piutang. Tindakan ini dimaksudkan untuk menciptakan kesan pendapatan, laba, dan rasio perputaran persediaan yang lebih tinggi.
Salah satu skema penggelembungan laba yang dilakukan adalah dengan melakukan penggelembungan persediaan (Tschakert, 2017). Crazy Eddie melakukan skema yang disebut dengan double counting. Double counting dapat diartikan sebagai persediaan yang sama dihitung berkali-kali. Crazy Eddie mengerjai auditor dengan cara memindahkan persediaan dari satu outlet atau toko ke toko lainnya. Misalnya pada hari ini auditor melakukan stock opname di outlet A, kemudian besok dijadwalkan untuk stock opname di outlet B. Maka pada malamm hari setelah selesai audit di outlet A, persediaan barang dagang dari outlet A dipindahkan ke outlet B. Keesokan harinya auditor menghitung dan melakukan pemeriksaan fisik di outlet B padahal sebenarnya auditor menghiugn barang yang sama dengan kemarinnya. Skema ini juga bisa terjadi karena pada waktu itu teknologi digital belum seperti sekarang. Belum ada teknologi barcode untuk dapat mengidentifikasi masing – masing item dengan kode unik tersendiri.
Pada akhirnya skema ini terungkap dengan analytical prosedur, yaitu lewat perhitungan rasio – rasio keuangan, dimana ditemukan kejanggalan pada rasio laporan keuangan Crazy Eddie. Rasio memperlihatkan anomaly seperti kenaikan penjualan namun perputaran persediaan yang melambat dna jumlah hari persediaan yang semakin lama. Crazy Eddie membangun image seakan – akan bisnisnya makin laku, namun berdasarkan analisa rasio didapati persediaan barang dagang makin lama mengendap di Gudang Crazy Eddie.
Kecurangan laporan keuangan Crazy Eddie berfungsi sebagai kisah peringatan yang menyoroti pentingnya tata kelola perusahaan yang efektif, pengendalian internal yang kuat, dan audit yang cermat. Kasus ini mengungkap konsekuensi parah dari aktivitas penipuan terhadap pemangku kepentingan, termasuk investor, karyawan, dan pasar secara keseluruhan. Hal ini menggarisbawahi perlunya auditor untuk menerapkan skeptisisme profesional, melakukan pengujian menyeluruh, dan menerapkan langkah-langkah proaktif untuk mendeteksi dan mencegah penipuan laporan keuangan. Dengan belajar dari kesalahan yang dilakukan dalam kasus Crazy Eddie, kita dapat berupaya menjaga integritas dan kepercayaan pelaporan keuangan.
Referensi:
Normand, C. J. (2011). Best Electronics, Inc: A Fraud Risk Assessment Case Based on a Generic Problem-Solving Model. Proceedings of the American Accounting Association 2011 Annual Meeting.
Tschakert, N. (2017). Crazy Accounting at Crazy Eddie, Inc. Journal of Forensic and Investigative Accounting, 9(1), 711–723. http://web.nacva.com/JFIA/Issues/JFIA-2017-No1-9.pdf
BLH
Image Source: Google Images
Comments :